Lihat ke Halaman Asli

Andriyanto

Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

Sejarah Kasim di Tiongkok: Fakta dan Mitos

Diperbarui: 6 November 2023   07:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: https://china-underground.com/wp-content/uploads/2012/10/eunuchs-during-the-Qing-Dynasty.jpg

Kasim adalah pria yang telah dikastrasi, yaitu dipotong organ vitalnya. Kasim memiliki peran penting dalam sejarah Tiongkok, terutama sebagai pelayan istana kaisar. Namun, apa sebenarnya motivasi dan dampak dari praktik kastrasi ini? Apakah kasim benar-benar memiliki kekuatan politik yang luar biasa, atau hanya korban dari sistem feodal yang kejam? Dalam artikel ini, kita akan membahas sejarah kasim di Tiongkok, fakta dan mitos yang menyertainya, dan bagaimana mereka mempengaruhi dinamika sosial dan budaya di negeri Tirai Bambu.

 

Asal-usul Kasim di Tiongkok

Kasim pertama kali muncul di istana kerajaan negara-negara kuno pra-imperium Tiongkok, di mana mereka dipekerjakan sebagai pelayan di kamar-kamar dalam istana. Mereka biasanya diperoleh sebagai anak-anak dari wilayah perbatasan, terutama yang ada di selatan. Mereka dikastrasi dan dibawa untuk melayani rumah tangga kerajaan. Mereka dianggap sebagai pelayan yang paling dapat dipercaya karena mereka tidak bisa menggoda wanita di rumah tangga atau memiliki anak yang bisa membentuk dinasti yang bersaing dengan dinasti kaisar yang sedang berkuasa.

Kasim bertugas secara eksklusif melayani wanita-wanita di istana kerajaan. Pria lain dilarang menginap semalam di istana, dan siapa pun yang masuk tanpa izin menghadapi hukuman mati. Kasim bertindak sebagai pengantar dan pembawa barang, pengawal, perawat, dan pada dasarnya melakukan peran pelayan, juru masak, pembantu, dan juru masak.

Meskipun memiliki posisi istimewa, pandangan masyarakat terhadap kasim sangat negatif karena mereka dianggap sebagai kelas terendah dari semua pelayan.


Peran Politik Kasim di Tiongkok

Sebaliknya dengan kepercayaan yang diberikan oleh penguasa kepada mereka, cacat fisik mereka, penghinaan dari kelas penguasa dan stigma umum yang melekat pada mereka membuat kasim lebih cenderung mencari untuk memanfaatkan posisi istimewa mereka dan mendapatkan pengaruh politik dalam istana. Kasim sering bersekutu dengan biara-biara Buddha yang kuat, mereka memberi saran, mengintip, dan berkomplot untuk mendapatkan posisi tertinggi dalam aparatur negara.

Kasim, dengan akses khusus mereka ke Lingkaran Dalam (Neiting), tempat pejabat biasa tidak diperbolehkan masuk, bisa menjadi sangat menonjol ketika penguasa belum dewasa dan mereka sepenuhnya memanfaatkan kemungkinan tidak hanya menyaring komunikasi dari menteri ke kaisar dan sebaliknya tetapi juga penunjukan sehingga seringkali menteri tidak bisa mendapatkan audiensi dengan penguasanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline