Lihat ke Halaman Asli

Andriyanto

Jika kamu tak menemukan buku yang kamu cari di rak, maka tulislah sendiri.

Pemakaman Langit: Tradisi Kuno Masyarakat Tibet yang Masih Hidup

Diperbarui: 14 September 2023   07:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: https://v.greattibettour.com/photos/202009/sky-burial-79316.jpg

Pemakaman langit adalah salah satu cara pemakaman yang paling unik dan menarik di dunia. Pemakaman ini dilakukan oleh orang-orang Tibet yang beragama Buddha, khususnya di daerah pegunungan yang tandus dan sulit dijangkau. Pemakaman langit adalah proses dimana mayat seseorang dipotong-potong dan diberikan kepada burung-burung nasar sebagai persembahan. Orang-orang Tibet percaya bahwa dengan melakukan pemakaman langit, mereka dapat membantu jiwa almarhum mencapai alam baka yang damai dan bahagia.


Sejarah Pemakaman Langit Tibet

Pemakaman langit berasal dari zaman kuno, ketika orang-orang Tibet hidup sebagai pengembara yang mengandalkan hewan ternak sebagai sumber kehidupan. Di daerah pegunungan yang tinggi dan dingin, mereka tidak memiliki banyak pilihan untuk mengurus mayat anggota keluarga mereka. Mereka tidak bisa mengubur mayat karena tanahnya beku dan keras. Mereka juga tidak bisa membakar mayat karena kayu dan bahan bakar lainnya sangat langka. Satu-satunya bahan bakar yang mereka miliki adalah kotoran hewan ternak, yang tidak cukup untuk mengkremasi mayat.

Oleh karena itu, mereka memilih untuk membiarkan mayat terekspos di udara terbuka, agar dapat dimakan oleh burung-burung nasar dan hewan-hewan lainnya. Mereka percaya bahwa dengan begitu, mereka dapat mengembalikan tubuh almarhum ke alam, dan membebaskan jiwa almarhum dari ikatan duniawi. Mereka juga menganggap burung-burung nasar sebagai makhluk suci yang dapat membawa jiwa almarhum ke surga.

Pada abad ke-7, Raja Tibet Songtsen Gampo menikah dengan Putri Wencheng dari Dinasti Tang Cina. Putri Wencheng membawa agama Buddha ke Tibet, dan mempengaruhi budaya dan tradisi orang-orang Tibet. Agama Buddha mengajarkan bahwa tubuh manusia hanyalah sebuah wadah sementara untuk jiwa, dan bahwa jiwa dapat bereinkarnasi ke bentuk lain setelah kematian. Agama Buddha juga menghargai semua makhluk hidup, dan melarang membunuh atau menyakiti makhluk lain.

Dengan pengaruh agama Buddha, pemakaman langit menjadi lebih ritualistik dan simbolis. Orang-orang Tibet mulai melakukan berbagai upacara doa dan puasa sebelum dan sesudah pemakaman langit. Mereka juga mulai memotong-motong mayat dengan cara tertentu, agar lebih mudah dimakan oleh burung-burung nasar. Mereka juga mulai menghormati burung-burung nasar sebagai wujud dari Bodhisattva, yaitu makhluk yang telah mencapai pencerahan tetapi tetap tinggal di dunia untuk membantu makhluk lain.

Proses Pemakaman Langit Tibet

Pemakaman langit Tibet adalah sebuah proses yang kompleks dan sakral, yang melibatkan banyak orang dan ritual. Berikut adalah beberapa tahapan dari pemakaman langit Tibet:

- Ketika seseorang meninggal dunia, jenazahnya akan dibawa ke biara atau rumah doa terdekat, tanpa menggunakan tandu atau peti mati. Jenazahnya akan diletakkan di atas sebuah tikar atau selimut, dengan posisi kepala menghadap utara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline