Lihat ke Halaman Asli

Andriv Pambudi Wicaksono

Mahasiswa S1 Sejarah Universitas Diponegoro

Bersama Mahasiswa KKN UNDIP, Ibu-ibu Soco Mengembangkan Promosi Batik Desa

Diperbarui: 14 Agustus 2022   12:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada Selasa (19/07/2022), Mahasiswa yang tergabung dalam Tim II Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro (UNDIP) 2022 berkesempatan untuk mengunjungi Griya Batik Soheden, Kelompok Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Desa Soco, Kabupaten Magetan. Kunjungan tersebut merupakan permintaan dari Ibu Rahma (36), ketua Griya Batik Soheden, dalam rangka pengoptimalan sarana promosi dan informasi Batik Soheden.

"Mumpung ada anak KKN di sini (Soco) mas, jadi mohon bantuannya buat promosi batik kami, biar kami fokus membatik," ujar Ibu Rahma ketika diwawancarai.

Setelah berdiskusi beberapa saat, kemudian mahasiswa KKN UNDIP dan Ibu-Ibu Griya Batik Soheden bersepakat bahwa salah satu model promosi yang dipilih adalah pembuatan video profil. Video tersebut berisi proses pembuatan batik mulai dari perancangan motif, nyanting, melukis, merendam, dan menjemur. Andriv Pambudi Wicaksono, Mahasiswa S1 Sejarah, bertindak sebagai penanggung jawab program ini.

Pengambilan gambar dilaksanakan pada hari yang sama juga karena kebetulan ibu-ibu Griya Batik Soheden hendak melakukan produksi batik. Berdasarkan pengambilan gambar tersebut, diketahui bahwa Soheden adalah singkatan dari Soco Herbal Garden. Desa Soco memiliki taman desa yang terletak di belakang balai desa.

Alat yang digunakan dalam membuat batik meliputi : canting, kompor, wajan, pensil, peniti, dingklik atau kursi kecil, gawangan, meja kayu, jarum pentul, bak/ember, saringan, botol aqua, busa, tusuk sate, karet, gunting, kemuceng, tissue, corong, lap kain, gelas aqua.

Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi batik yang paling standar adalah 1 x 8 Jam (Sehari 3-4 jam) atau bisa 2 hari jika motif semuk. Tema batik yang digunakan Griya Batik Soheden tidak jauh-jauh dari taman Soheden karena dengan hal ini ingin mengangkat ciri khas dari desa Soco sendiri. Motif yang menjadi ciri khas dari desa Soco adalah motif jahe merah. Jahe merah merupakan tanaman herbal dimana tanaman herbal yang berada di belakang kantor desa Soco.

"Harapan kedepan dari bisnis batik ini yaitu desa Soco bisa membuka bidang industri yang pada akhirnya akan mengangkat perekonomian perempuan kedepannya. Tugasnya tidak hanya bertugas sebagai pengrajin batik saja, karena mereka punya kelompok dasawisma terdiri dari 24 RT, tiap RT perwakilan 3 orang dengan harapannya mereka juga akan ikut serta dalam membuat kerajinan batik ini," kata Ibu Rahma.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline