Lihat ke Halaman Asli

Andri Vincent Sinaga

Sarjana Teologi

Bencana Alam: Suka atau Duka?

Diperbarui: 12 Februari 2023   08:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Masih Sanggupkah kita bermain-main dengan alam? Bukankah di zaman sekarang ini, patut disebut sebagai zaman "Penderitaan, Duka di mana-mana"? Masih sanggupkah kita berdiam diri tanpa ada kontribusi terhadap "mereka, sesama kita" yang membutuhkan? Baru diawal Tahun, sudah terjadi berbagai bencana alam. Apakah peristiwa ini relevan dengan salah satu judul lagu, *Harus Sadar Diri*? Masihkah kita mau menyalahkan yang satu dengan yang lain? Apakah tidak ada lagi pekerjaan yang lebih bermanfaat atau berguna, ketimbang menghakimi bahkan mendiskreditkan? Bencana Alam terjadi (Mis: Gempa Bumi, Mamuju, Majene, Aceh Singkil, Kota Bogor, Jabar, Kaur, Bengkulu, Mamberamo, Papua, Maluku Tenggara Barat, Waropen, Papua, Maluku Tenggara Barat, Pacitan, Jatim, kota Jayapura, Papua, Kaimana, Papua Barat, dan masih banyak lagi. Juga banjir di Kalimantan Selatan, dsb), membuat masyarakat menderita, sengsara, namun bukan berarti Tuhan berhenti mengasihi dan melindungi manusia. Satu sisi, bencana alam terjadi untuk menegur manusia atas kesombongan, keserakahan, akibat dari dosa manusia, sehingga, bencana alam terjadi bukan hanya meninggalkan duka, namun pelajaran yang begitu penting sebagai refleksi dalam diri manusia, supaya semakin berhati-hati, berjaga- jaga dan berbenah diri.e

Setiap Peristiwa yang tengah terjadi di dalam kehidupan kita, sudah barang tentu "Menyimpan" Makna yang begitu Mendalam dan penting. Yang nantinya "Terungkap" ketika kita "Sedang" bahkan "Sudah" menjalani peristiwa tersebut, baik suka maupun duka.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline