Lihat ke Halaman Asli

Komunikasi Kesehatan

Diperbarui: 17 Juni 2015   16:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

METODE HEALTHCOM

Proyek Healthcom (Health Communication for Child Survival) berlangsung pada tahun 1978-1995 yang menerapkan kerangka kerja pemasaran sosial untuk mencapai perubahan perilaku, menggambarkan hubungan dari berbagai bidang seperti pemasaran, komunikasi, analisis perilaku, pendidikan nonformal, dan antropologi kesehatan. Pendampingan teknis dilakukan dalam penerapan metode ini di lebih dari 40 negara dengan pembiayaan USAID dan dukungan dari berbagai badan internasional, regional, LSM maupun lembaga swasta seperti WHO, UNICEF, SEAMEO, Save The Children dan lain-lain.

Metode healthcom dikembangkan sebagai suatu kumpulan langkah praktis dan alat uji lapangan yang dapat digunakan oleh para praktisi kesehatan dan komunikasi sosial di negara berkembang. Mulanya metode ini merupakan suatu alat yang dikembangkan untuk membantupetugas dalam penyusunan strategi komunikasi kesehatan dan mengorganisasikan pelaksanaan rencana komunikasi kesehatan yang sudah dibuat. Metodologi helathcom terdiri dari lima langkah seperti yang diperlihatkan pada bagan berikut ini.

1.Assesment (pengkajian) > 2. Plan (perencanaan)> 3. Pre-test> 4. Deliver Message > 5. Monitor, Evaluate (monitor, evaluasi)> 2. plan (perencanaan)... terus berputar pada point 2,3,4,5

A.ASSESMENT (Pengkajian)

Assesment (pengkajian) adalah langkah awal dari program komunikasi kesehatan. Tahap ini merupakan bagian terpenting dari seluruh program komunikasi kesehatan di mana kunci keberhasilan program terletak pada sejauh mana tahap ini dirancang. Pada tahap ini yang dilakukan adalah menganalisis situasi masalah kesehatan dan profil audiens. Upaya sistematis harus dilakukan untuk mengidentifikasi masalah yang hendak ditanggulangi dengan mengumpulkan data dasar, membuat rumusan masalah, mencari akar masalah, dan prioritas masalah. Berdasarkan rumusan ini kemudian disusun bentuk-bentuk perilaku baru yang akan dikomunikasikan kepada kelompok sasaran. (Notoatmodjo, 2010)

B.PLAN (Perencanaan)

Setelah tahap assesment telah dilakukan, maka tahap selanjutnya adalah menyusun tujuan, mendesain pesan, dan memilih media. Tentunya kegiatan –kegiatan ini disesuaikan dengan hasil analisis masalah dan karakteristik audiens yang sebelumnya telah dilakukan.

Pesan (message) adalah formulasi ide atau konsep yang disampaikan oleh komunikator kepada audiens. Pesan disusun berdasarkan tujuan yang telah dibuat dan diharapkan dapat menarik perhatian, menimbulkan rasa percaya, dan merangsang kelompok sasaran untuk mengadopsinya.

Media adalah alat atau sarana yang digunaan oleh komunikator dalam menyampaikan pesan atau informasi kepada audiens. Dalam memilih media harus didasarkan pada hasil riset untuk memperoleh informasi mengenai hal-hal berikut:

a.Biaya

b.Jangkauan

c.Pengaruh media terhadap kelompok sasaran.

Hasil pengembangan pesan dan media ini berikutnya akan diujicobakan sebelum tahap pelaksanaan penyajian pesan (deliver message)

C.PRE-TEST

Pre-test adalah pengujian bahan draft atau konsep dan pesan kepada perwakilan target audiens sebelum bahan tersebut diproduksi dalam bentuk final. Adapun bahan-bahan kominikasi yang sebaiknya diuji coba adalah media, saluran komunikasi, konsep, produk dan ide-ide produk, kemasan, simbol, dan slogan.

Tahap pre-test atau uji coba bertujuan untuk menghindari kesalahan dan meyakinkan bahwa materi dan media yang telah dikembangkan dapat menarik perhatian dan diterima kelompok sasaran. Tahapan ini dibutuhkan untuk mencari kelemahan yang mungkin ada dan atau menemukan sebab kegagalan dalam suatu program komunikasi kesehatan. Dengan melakukan tahap uji coba, maka akan diperoleh umpan balik (feedback) dari masyarakat sehingga mendorong terjadinya inovasi dan kesempatan dalam memperbaiki pesan atau pemilihan media yang kurang sesuai. Dengan demikian diharapkan dapat menghasilkan bahan komunikasi yang maksimal dan berkualitas.

D.DELIVER MESSAGE

Bahan komunikasi yang telah diperbaiki berdasarkan hasil uji coba kemudian didistribusikan kepada audiens. Dalam metodologi Healthcom, hasil pembelajaran di lapangan menunjukkan bahwa informasi yang dikomunikasikan melalui media massa perlu dimantapkan melalui komunikasi interpersonal yang sifatnya lebih persuasif sehingga mendorong sasaran untuk menerima perilaku baru. Oleh karena itu, pada fase setelah pre-test, dilakukan uji coba materi komunikasi dan sebelum penyampaian pesan secara lebih luas, pelatihan menjadi kegiatan yang menjembatani proses keduanya.

E.MONITORING and EVALUATION (Monitoring dan Evaluasi)

Kegiatan monitoring merupakan kajian menyeluruh, kegiatan supervisi, serta pemanfaatan hasil temuan untuk meningkatkan implementasi program. Tahap monitoring atau pemantauan dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kekurangan atau kesalahanyang mungkin terjadi dalam tahap komunikasi kesehatan. Informasi hasil pemantuan sebaiknya dapat diperoleh tepat waktu agar perbaikan dapat dilakukan sesegera mungkin sementara program komunikasi kesehatan terus berlangsung.Komponen yang dipantau pada pelaksanaan monitoring adalah logistik, interim effect (pengetahuan, reaksi), perubahan perilaku, dan peningkatan status kesehatan.

(dirangkum dari buku MEDIA KOMUNIKASI, INFORMASI dan EDUKASI GIZI Oleh FATMAH Tahun 2014)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline