Lihat ke Halaman Asli

Andri Sipil

Power Plant Engineer

Bambu Runcing

Diperbarui: 12 November 2015   15:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Pagi itu disebuah meja sarapan keluarga. 

“Ayah!, kata Abang Dafi. Pada jaman penjajahan dulu. Pahlawan kita hanya menggunakan senjata sederhana untuk berjuang. Apa itu betul Ayah?!”

“Iya Andi, betul kata Abang!. Para pejuang kita memang hanya menggunakan bambu runcing untuk melawan penjajah”

“Bambu runcing? Maksud Ayah pejuang kita melawan penjajah hanya dengan sebatang bambu?! Bukankah penjajah menggunakan senapan Ayah?! 

“Iya Nak. Demikian yang Ayah tahu” 

“Dari mana Ayah tahu?! 

“Dari buku sejarah Nak!. Sama seperti buku yang Abang punya itu. Dulu, guru Ayah disekolah juga bilang begitu!. Sebentar lagi kan kamu naik kelas. Nanti kamu juga akan belajar tentang sejarah Nak”.

“Aku masih belum mengerti Ayah. Kenapa pejuang kita hanya menggunakan bambu? Sedangkan penjajah menggunakan senapan. Apa kita tidak punya senjata yang lebih canggih Ayah?”.

“Nak, Waktu itu negara kita belum merdeka seperti sekarang. Kita juga belum punya senjata canggih seperti yang kamu lihat dipameran militer kemarin. Kita hanya punya bambu runcing. Ada senapan, tapi jumlahnya tidak banyak Nak. Hanya beberapa saja”.

“Ayah kalau begitu kenapa kita bisa menang?! Masa senapan kalah dengan bambu. Sangat tidak masuk akal”.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline