Lihat ke Halaman Asli

Andri Sbr

Saung Tulis

Hompimpa Alaihum Gambreng, dari Tuhan Kembali ke Tuhan

Diperbarui: 17 April 2020   15:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sangat tepat sekali, kamu tidak salah baca! Hompimpa alaihum gambreng merupakan yel-yel atau kalimat yang mengawali pengambilan keputusan dalam permainan anak-anak. Biasanya saya dan teman-teman kecil saya dulu melakukannya dalam posisi hampir melingkar dan meliuk-liukan tangan. Hompimpa alaihum gambreng, serentak semua telapak tangan disodorkan ditengah-tengah, Ada posisi tangan yang telapaknya menghadap atas, ada juga yang menghadap bawah. Bila semua sama, maka diulang lagi sampai ada yang berbeda. 

Terharu sekaligus menggelitik setelah sekian lama saya dan masa kecil saya ditemani "mantra"  hompimpa, namun baru akhir-akhir ini saya bisa memaknai kalimat tersebut dari presentasi yang dilakukan oleh Muhamad Zaini Alif, (Pendiri Komunitas Hong -- Pusat Kajian dan Permaianan Rakyat) yang telah tayang di presentasi.net Januari 2013 silam.  Hompimpa alaihum gambreng berasal dari bahasa Sansekerta, yang berarti "Dari Tuhan, Kembali Ke Tuhan".

Ya, hampir tidak ada yang bisa membantah hasil keputusan hompimpa alaihum gambreng sewaktu kecil. Semua peserta harus berlapang dada menerima dan mengikuti konsekuensi. Baik itu harus menjadi penjaga dipermainan petak umpet, bahkan harus legowo menjadi penculik ekor ular dalam permainan ular-ularan.

Sangat menggelitik, ternyata dari kecil saya sudah diajarkan untuk berserah pada Tuhan melalui "mantra" hompimpa. Harus legowo menerima keputusan tanpa harus bersungut-sungut. Tentu itu dalam kasus permainan masa kecil ya, setidaknya masih sejalan dengan pepatah "semakin tinggi pohon, semakin kencang angin yang menerpanya".

Hompimpa Alaihum Gambreng Di Tengah Hiruk Pikuk Pandemi

Setiap peserta yang akan melakukan hompimpa, tidak pernah mengetahui dengan pasti  apakah dia akan kalah atau menang. Kita hanya mengikuti peraturan hompimpa dan siap menerima apapun yang terjadi.

Dunia bergotong-royong menghadapi pandemi yang mengambil jatah masa-masa bermain dan belajar anak-anak kecil di sekolah. Bahkan juga mengambil jatah pendapatan bagi seorang pekerja yang terpaksa diberhentikan karena situasi saat ini sedang sulit untuk dijelaskan dan banyak aspek yang tidak stabil.

Pemerintah menggelontorkan anggaran yang tidak sedikit untuk menutupi celah-celah yang bisa mengakibatkan ketidakstabilan yang lebih parah.  Setidaknya ada enam program bantuan tambahan dari pemerintah yang sudah dijalankan untuk menghadapi situasi pandemi Covid-19, diantaranya kebijakan mengenai manfaat dari Program Keluarga Harapan, Kartu Sembako, Kartu Prakerja, dan Subsidi Tarif Listrik (setkab.go.id).

Lalu apa yang harus kita lakukan?

Bila memang kamu butuhkan, daftarkan dirimu dalam program bantuan pemerintah yang sedang dijalankan. Tentunya tidak semua orang akan tertampung dalam program tersebut, ikuti saja peraturannya, lengkapi syarat-syaratnya, setelah itu katakan hongpimpa alaihong gambreng. Ya, sebagai warga negara yang baik, kita harus menyadari situasi-situasi seperti ini. Bila tidak masuk dalam program tersebut, kemungkinan kamu memiliki sumber daya lain yang diasumsikan bisa menghadapi situasi ini.

Bila memiliki sesuatu yang lebih, ada baiknya ikut membantu satu sama lain. Kamu bisa menyalurkan bantuan melalui Yasasan Dana Kemanusiaan Kompas, Gojek, Bank Mandiri, atau bahkan langsung ke organisasi kemanusiaan yang ada disekitarmu.  Hompimpa alaihum gambreng, dari Tuhan kembali ke Tuhan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline