Lihat ke Halaman Asli

Andri Sbr

Saung Tulis

Simbah Sampah Serapah

Diperbarui: 17 Desember 2016   03:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bersimbah Sampah Serapah

Tulisan ini akan menyimpulkan sesuatu. Namun kesimpulannya akan bersifat relatif dan yang pastinya tidak bersifat mutlak, karena saya hidup di dunia sosial yang saat ini menurut saya agak sedikit sensitif. Mempertimbangkan itu maka saya akan menggunakan kata "hampir", "mungkin", "bila", dan lain-lain yang bersifat ambigu. Begitu sampah bukan?

Disini saya mengutip bulat-bulat arti sampah dari wikipedia,

"Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung".

Hampir semua media sosial yang saya donlot ikut meramaikan "serapah" yang terjadi akhir-akhir ini. Entah itu bersifat dukungan ataupun penolakan. Sayangnya "serapah" itu sudah mencapai hal yang mungkin bersifat hakiki.

Mungkin ini sebuah kemunduran, bukan lagi kemajuan. Sampah-sampah yang berkonotasi dan denotasi dari akun-akun palsu maupun asli bertebaran dikolom komentar-komentar yang manjang sampe kebawah. Ironisnya komen si pengkomen tak lagi pada judul berita yang disajikan.

Berita bola penuh dengan komen tentang "serapah".

Berita gono-gini penuh dengan komen tentang "serapah".

Berita "serapah" makin dipenuhi dengan "serapah".

Beranda-beranda penuh dengan sampah.

Mungkin lebih mendekati kepuasan, bukan lagi pencarian kebenaran.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline