Lihat ke Halaman Asli

Andri Sbr

Saung Tulis

Paru-paru Kita Ada di Hutan

Diperbarui: 24 Juni 2015   15:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Ketika cahaya matahari menembus lapisan atmosfer, tumbuhan segera menangkap sinarnya sebagai enegi untuk berfotosintesis melalui daunnya. Proses fotosintesis ini mengikat karbondioksida dan bahan-bahan yang diambil dari akar menjadi makanan bagi tumbuhan tersebut. Pada proses fotosintesis ini, tumbuhan juga menghasilkan produk buangan yang disebut oksigen. Oksigen inilah yang kita hirup setiap kali menghirup nafas. Jadi, proses fotosintesis sangat berperan besar dalam memasok jumlah oksigen di bumi yang kita pijak ini.

Hutan merupakan wilayah yang memiliki banyak dedaunan tumbuhan yang mampu berfotosintesis setiap hari. Jumlah pepohonan yang banyak, akan mengikat jumlah karbondioksida yang banyak.  Demikian juga dengan oksigen, semakin banyak jumlah pohon, maka jumlah oksigen akan semakin banyak pula.

Penggunaan teknologi mesin kerap menghasilkan gas buangan yang berbahaya bagi paru-paru kita. Jumlah produksi pembuatan teknologi mesin semakin banyak seiring bertambahnya permintaan produk tersebut. Begitu juga dengan gas berbahaya yang “terproduksi” dalam gas buangan teknologi mesin tersebut, jumlahnya semakin banyak pula. Hutan yang selayaknya menjadi sumber udara bersih bagi umat manusia pun menjadi pabrik asap yang diakibatkan dari pembakaran hutan oleh tangan-tangan jahil yang tidak bertanggung jawab. Alhasil, paru-paru kita sudah banyak karena banyak menghirup udara yang tak lagi sehat karna hutan tak lagi mengirimkan udara sehat bagi kita.

Indonesia mempunyai kawasan hutan yang luas. Namun, luasan hutan Indonesia lambat laun semakin menyempit. Hal ini disebabkan oleh perambahan hutan oleh ilegal loging dan pembukaan hutan untuk keperluan perkebunan yang tidak mengantongi surat izin. Dengan kondisi hutan Indonesia yang kian hari kian menyempit, akan memungkinkan suatu saat nanti akan terjadi krisis udara sehat. Bahkan mungkin saja anak cucu kita nanti bakal sulit untuk mencari tempat untuk menghirup nafas yang sehat.

Cara terbaik untuk  membujuk agar hutan mau mengirimkan udara sehat kepada umat manusia adalah berbaikan dengan hutan. Mari kita reboisasi hutan kita yang mulai gundul. Di mulai dari halaman rumah kita masing-masing, berlanjut pada wilayah hutan alam yang ada disekitar kita dan dilanjutkan lagi dengan melakukan kampanye-kampanye yang menyampaikan pesan-pesan menjaga kelestarian hutan, memberikan sanksi tegas bagi pembuka lahan dengan cara dibakar serta memberatkan hukuman bagi perambah hutan yang mengancam keberlangsungan hidup umat manusia.

Semoga udara yang kita hirup semakin sehat seiring kesadaran umat manusia untuk melestarikan hutan. Mari kita jaga hutan , karena hutan adalah paru-paru kita. Bila hutan rusak, maka paru-paru kita akan rusak juga. Udara sehat, paru-paru kita pun sehat. Anak cucu kita menunggu dikemudian hari untuk menikmati udara bersih yang kita perjuangkan dari dulu, kini dan esok.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline