Lihat ke Halaman Asli

"COMICOS 2017" Pemberdayaan Masyarakat dan Nilai Keberlanjutan di Madiun Kota Gadis

Diperbarui: 15 September 2017   06:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

COMICOS adalah sebuah konferensi tahunan yang digagas oleh Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Atma Jaya Yogyakarta pada 2013.

COMICOS merupakan singkatan dari "Communications Mini Conference for Student". Kegiatan ini diperuntukan untuk mahasiswa dalam menambah pengetahuan mengenai banyak hal mulai dari permasalahan sosial yang sedang hangat diperbincangkan hingga permasalahan yang jauh dari jangkauan media dan kemudian dianggat dan dibahas hingga detail. Kegiatan ini di ikuti oleh banyak Universitas di seluruh Indonesia yang sangat antusias untuk mempresentasikan hasil penelitian mereka.

            Tema COMICOS pada tahun ini adalah "Developing Knowledge Community : Quintuple Helix and Beyond".Secara umum dengan tema di atas pembahasan yang dilakukan adalah seputar persoalan ekonimi, keterbelakangan teknologi dan lingkungan yang kian hari semakin terancam karena tangan orang-orang yang tidak bertanggung jawab serta pemanfaatan sumber daya manusia dengan tepat serta ajakan untuk membangun masyarakat yang berpengetahuan dan sensitive terhadap isu-isu yang ada di sekitar mereka.

Salah satu topik pembahasan dari salah satu  paralel kelas C-2 yang diikuti oleh penulis adalah "Pemberdayaan Masyarakat dan Nilai Keberlanjutan" yang dimoderatori oleh salah satu dosen Universitas Atma Jaya yaitu St. Nindito, M.Si.  banyak membahas mengenai pemberdayaan masyarakat dan isu-isu lingkungan yang ada di Indonesia. Ada 8 presentator dari 6 Universitas berbeda yang menyampaikan hasil penelitian mereka dan dibawakan dengan sangat menarik. Berikut adalah beberapa judul penelitian dari 8 presentator pada COMICOS tanggal 8 September 2017 :

  • "Pengembangan Green Urban Development Kota Surabaya" yang dibawakan oleh Yusuf Hariyoko dan Anggreany Puspaningtyas dari Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.
  • "Pengelolaan Sumberdaya Laut pada Masyarakat Adat dalam Kawasan Kaombo di Wabula Kabupaten Buton" yang dibawakan oleh Dewi Anggraini dan La Ode Muh Umran dari Universitas Halu Oleo.
  • "Dampak Kampanye Energi Terbarukan pada Masyarakat Pemulung di Kampung Mandiri Energi Kota Kendari" yang dibawakan oleh M. Najib Husain dan Marsia Sumule dari Universitas Halu Oleo.
  • "Peran Media Baru dalam Pemberdayaan Masyarakat : Studi Kasus Program Internet Sehat dan Aman di Desa Tanjungsari Kecamatan Sukahaji Kabupaten Majalengka Provinsi Jawa Barat" yang dibawakan oleh Ilham Gemi Harto dan Hadi Suprapto Arifin dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran.
  • "Dinamika Komunikasi Quintuple Helix Dalam pengelolaan Sampah Mandiri di Kabupaten Garut" yang dibawakan oleh Herlina Agustin, Dadang Rahmat Hidayat dan Gumgum Gumilar dari Universitas Padjajaran.
  • "Jaringan Komunikasi Dalam Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat di Kabupaten Bantul" yang dibawakan oleh Titi Antin, Hermin Indah dan Partini dari Universitas Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
  • "Analisis Komunikasi Partisipatif Masyarakat Industri dalam Mendukung Branding Kota" yang dibawakan oleh Mutia Dewi dan Ayufika Nulul dati Universitas  Islam Indonesia.
  • "Model Komunikasi Pemberdayaan Kesehatan" yang dibawakan oleh Wuri Rahmawati dari Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta

Judul-judul penelitian dan pokok-pokok pembahasan yang sangat menarik di atas membawa banyak pengetahuan bagi penulis. Salah satu topik pembahasan yang sangat menarik bagi penulis adalah mengenai Analisis Komunikasi Partisipatif Masyarakat Industri dalam Mendukung Branding Kota yang dibawakan oleh Mutia Dewi dan Noer Ayufika Nulul. Topik ini membahas mengenai branding kota Madiun yaitu "Madiun Kota Gadis". 

Branding Madiun Kota Gadis ini bukan berarti karena kota Madiun dihuni oleh banyak gadis melainkan sebuah singkatan dari "Perdagangan, Pendidikan, dan Industri". Branding ini menandai bahwa kota Madiun sangat serius dalam mengembangkan kualitas perdagangan, pendidikan, dan industry kota yang nantinya akan mensejahterakan masyarakatnya. 

Sebagai salah satu kota yang konsumtif dan memiliki banyak keunikan, pasar besar, jumlah institute pendidikan yang banyak serta faktor industri yang mumpuni branding ini sangat menarik dan tepat. Salah satu yang terkenal di kota Madiun dari segi industry kecil adalah pecel, karena pecel ini Madiun bahkan juga disebut sebagai Madiun Kota Pecel.

Hal yang menarik dari pembahasan presentator mengenai branding Madiun Kota Gadis adalah bahwa kurangnya sosialisasi pemerintah dan kurangnya informasi yang tersebar dalam masyarakat. Menurut presentator bahwa bahkan ada masyarakat kota Madiun sendiri yang tidak tahu akan branding kota Madiun Kota Gadis itu sendiri. 

Hal ini karena kurannya sosialisasi dari pemerintah yang kurang. Cukup, disayangkan juga bahwa ada masyarakat kota Madiun tidak mengetahui akan hal tersebut. Namun, pada dasarnya Kota Madiun tetaplah mumpuni untuk menyandang branding sebagai kota Gadis seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa Madiun memiliki faktor-faktor yang mendukung hal tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline