Lihat ke Halaman Asli

Andri Samudra Siahaan

Menulis salah satu metode perjuangan.

Melihat Investasi Politik yang Gagal pada Masa Pandemi

Diperbarui: 1 Juni 2020   07:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ashady, JPNN.com

Berbicara tentang investasi maka kita akan selalu berpikir kepada keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan pada masa depan. Terkadang, investasi disebut juga sebagai penanaman modal. Tapi apakah benar investasi hanya kepada ekonomi dan keuangan?

Tidak semua investasi hanya berbentuk keuangan maupun aset. Ada beragam jenis investasi yang sebenarnya dapat kita lakukan seperti investasi sosial ataupun politik, bahkan pada hakekatnya ajaran agama pun mengajarkan kita akan melakukan investasi yang berwujud kebaikan dengan keuntungan di kehidupan akhirat. 

Tahun politik telah berlalu kemudian bagaimana dengan investasi politik yang telah anda lakukan? adakah perkembangan dari energi yang telah anda investasikan kepada tokoh politik yang anda dukung dahulu baik itu di PIlkada, Pilpres maupun Pileg yang telah kita lalui. Sebagian besar dari pada kita tentu tidak begitu peduli akan hal ini, Karena Sebagian besar dari masyarakat masih menganggap politik hanyalah permainan para politikus yang ingin meraup suara sebesarnya untuk memperoleh posisi strategis dipemerintahan.

Sebagian masyarakat menganggap bahwa para politikuslah yang berinvestasi kepada mereka untuk meraup suara sebesar-besarnya. Apakah itu benar? sebuah opini yang tidak salah bagi mereka yang ingin meraup keuntungan ditahun politik. Siapapun yang mereka dukung yang penting mereka mendapat keuntungan walau hanya sesaat. 

Alhasil para politikus pun harus berinvestasi besar untuk memperoleh posisi yang diinginkannya. Kemudian bagaimana nasib masyarakat? Jangan berharap terlalu banyak, Anda sudah menerima hasil investasi yang telah anda tanam.

Covid 19 dan Gagalnya Investasi Politik Masyarakat Kecil

Sejak Pandemi Covid-19 yang telah  menerpa Indonesia penderitaan yang paling besar dialami oleh kaum ekonomi menengah kebawah. Kebijakan PSBB dan pengetatan kegiatan di luar rumah membuat beberapa golongan masyarakat kehilangan penghasilan. 

Pemulung, supir angkot, tukang becak dan berbagai profesi kelas bawah kehilangan pendapatannya. Padahal jika kita mau jujur para politikus selalu menjadikan mereka sebagai komoditas politik  saat musim kampanye. Ketika mereka dalam kondisi tidak berdaya seperti saat ini tidak ada satupun politisi yang mengingat mereka.  

Ayosemarang.com

Apa yang salah? Bukankah para tukang beca setia memasang spanduk-sapanduk politisi dibecak mereka, begitu pula supir angkot yang mobilnya dipasangi stiker para Caleg dan para pemulung yang memakai seragam baju caleg kemana-mana. Mereka menjadi iklan berjalan potensial yang cuma digunakan saat musim kampanye.

Saat BLT tidak mereka terima, mereka bingung mengadu sama siapa? Timses sudah menerima bagiannya dan seperti biasa para calo suara itu langsung menghilang bersama caleg, bupati ataupun gubernur yang mereka dukung. Mereka sudah memberi Rp 100.000, -  dan nasi bungkus serta merchandise kepada konstituennya.

Sebagian masyarakat telah memilih Nilai investasi politik yang cuma sesaat dan tidak memiliki bargaining lagi selama 5 tahun. Apa mereka salah? Tidak juga. Karena ketika mereka memilih dari hatipun nilainya bisa noI. Investasi politik itu seperti berjudi. Pilih kepala bisa dapat ekor begitu juga sebaliknya. "Ngeri-ngeri Sedap " kata almarhum  Sutan Bhatoegana.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline