Lihat ke Halaman Asli

Andri Samudra Siahaan

Menulis salah satu metode perjuangan.

Ketika Covid-19 Menolak Berdamai

Diperbarui: 12 Mei 2020   06:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompas.com

Seruan agar kita berdamai dengan virus corona sempat kita dengar dari Presiden Jokowi beberapa hari yang lalu. Sebuah seruan yang cukup sederhana tapi memiliki makna yang sangat dalam. 

Beberapa orang mungkin menganggap pernyataan Jokowi adalah bentuk ungkapan frustasi  karena sudah kehabisan ide menghadapi pandemi yang sudah berbulan-bulan menjajah hak asasi manusia warga negara Indonesia. 

Akan tetapi Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin menyampaikan bahwa pernyataan Jokowi tersebut merupakan imbauan agar warga tak menyerah dengan Covid-19. 

"Ya artinya jangan kita menyerah, hidup berdamai itu penyesuaian baru dalam kehidupan. Ke sananya yang disebut the new normal tatanan kehidupan baru," ucapnya kepada wartawan, Jumat (8/5/2020).

Pada hakekatnya kita juga harus memahami bahwa Pemerintah sudah melakukan seluruh upaya dalam menanggulangi pandemi ini. Bahakan segala upaya untuk mengantisipasi efek lanjutan virus corona pun telah dilakukan dengan memberi insentif-insentif kepada warga yang terdampak corona. 

Kemudian bagaimana dengan si corona? Apa dia mau  berdamai dengan kita? Virus yang cukup menggemparkan dunia ini terus menambah score jumlah korbannya  tanpa ada itikad baik ingin berdamai.

Hal yang cukup mengejutkan adalah ketika ilmuan pun menyadari bahwa varian-varian mutasi covid 19 terus saja muncul. Walaupun beberapa peneliti menyampaikan jika mutasi yang terjadi menunjukkan melemahnya virus corona kepada manusia.

Kompas.com

Fakta  juga menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 bisa bermutasi secara agresif, dan bukan tidak mungkin penduduk Indonesia terkena tipe virus yang ganas.

dr Herawati Sudoyo, MS, PhD selaku Wakil Kepala LBM Eijkman bidang Riset Fundamental mengatakan bahwa mutase memang terjadi pada virus SARS-CoV-2.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline