Lihat ke Halaman Asli

Andri Samudra Siahaan

Menulis salah satu metode perjuangan.

Metode Pertahankan Gerakan Pemuda agar Tidak Punah

Diperbarui: 27 Oktober 2020   21:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Dari wiken.grid.id

Cukup banyak kisah kita dengar tentang peranan pemuda dalam perjuangan lahir dan berkembangnya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebut saja satu momen di mana seluruh Pemuda Indonesia menyatakan sumpah pemuda yang merupakan titik awal dimulainya pergerakan pemuda yang lebih bersifat nasionalis. Tidak hanya itu reformasi 98 juga dimulai dari langkah para pemuda dan berhasil menumbangkan rezim orde baru. 

Bagaimana dengan sekarang? Apakah gerakan pemuda masih relevan  memberi kontribusi bagi pembangunan bangsa. Apakah gerakan pemuda masih bisa eksis diera digitalisasi saat ini dengan teknologi berbasis 4.0?

Minat dalam berorganisasi, berdiskus dan bahkan menulis sepertinya tidak menjadi sebuah pilihan yang seksi bagi para pemuda. Membahas politik, membahas isu sosial masyarakat dan membaca opini di koran lokal dan nasional bukan pilihan lagi.

Bagi generasi mobile legend, oups maaf maksud saya milenial. Membaca dan berdiskusi cenderung adalah hal yang tidak masuk akal. Komunitas pemuda yang dahulu pada umumnya membahas tentang sosial budaya dan pelaksanaan pengabdian masyarakat sudah berganti dengan komunitas mabar (main bareng).

hersetblog.wordpress.com

Apakah organisasi pemuda akan segera mati atau punah? Jika kita pasrah maka kita akan katakan gerakan pemuda akan segera punah. Bukan pesimis tapi itu adalah kenyataan kecuali gerakan pemuda mampu berevolusi atau menyesuaikan diri sesuai perkembangan jaman.

Jika organisasi pemuda bukanlah hal yang seksi lagi, mari kita buat gerakan pemuda menjadi seksi kembali. Saya coba berikan beberapa masukan bagi para pemimpin organisasi pemuda saat ini.

1. Lakukan Kajian Terhadap Minat dan Bakat Pemuda.

Jika Minat dan bakat dari pemuda sudah tidak terpenuhi oleh organisasi maka wajarlah para pemuda tidak punya keinginan untuk berorganisasi. 

Organisasi pemuda harus bisa menjadi penyalur bakat mereka. Jokowi saja adakan event EA Sport untuk menjangkau kaum milenial knapa organisasi pemuda tidak bisa? 

Bagi yang senang membaca dibangunlah kelompok bedah buku, bagi yang senang menonton dibentuklah kelompok bedah film, bagi yang senang game dibentuklah kelompok gamers, bagi yang minat menjadi youtubers dibentuklah kelompok youtubers dan sebagainya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline