Lihat ke Halaman Asli

Foto Dirimu, Membuatku Pilu

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13459600611133313963

23 tahun sudah umur usia-ku kini, tak nampak kecerian ketika aku mengingat hari kelahiran-ku yang tepat jatuh pada 3 minggu yang lalu. Aku rasa sebuah hari kelahiran tidak harus dimaknai dengan kecerian tapi sebaliknya seharusnya kita justru meratapi hari kelahiran tersebut dengan apa yang kita peroleh di hari kelahiran tersebut.

Dini hari ketika jarum jam tepat di angka 12 malam. aku mulai menatap cermin dan mengingat apa yang telah aku peroleh saat ini. dari sekian banyak pencapaian yang aku peroleh terbesit dua pencapaian yang sama sekali belum aku peroleh, aku coba untuk mengingat dua pencapaian tersebut, memang  dua list tersebut agak sulit aku ingat, karena memang aku mengalami sedikit "amnesia" semntara tatkala mengingatnya, aku coba terus...terus....dan terus mengingatnya hingga jarum jam menunjukan pukul 1.30 malam.

Ketika aku mendengar gemercikan air dan melihat kotak di lemari kecil "tua" yang sudah lama menemani kemuraman kamar tidurku, secepat cahaya ku ambil kotak tersebut dan sebelum dibuka ku coba mengingatnya dahulu, dalam benakku terlintas pertanyaan  "mengapa kotak merah ini ada di lemari ini dan mengapa aku baru melihatnya saat ini, sungguh aneh", pikirku. ku coba membukanya dan sesaat terhenyak dalam diam, bibirku terperangah pilu ketika  melihat potongan foto wanita dan berberapa surat  tua.

Aku langsung teringat, ternyata potongan foto tersebut adalah foto wanita yang semasa smp dahulu menjadi primadona dan semangat hidupku,  dan surat itu adalah surat yang aku tulis untuknya, dan memang selama smp kelas 1 dahulu aku sering berbalas surat dengan dirinya, walaupun selama 3 tahun tersebut dia tidak pernah menjadi kekasihku, sungguh pahit mengingatnya. mungkin ini selama ini memang aku merasa kesepian dan aku rasa aku sudah waktunya untuk mencari wanita yang bisa mengerti dan menjadi tempat berbagi cerita mengenai kisah hidupku.

memang dalam 23 tahun perjalanan hidupku,  selalu ditemani berberapa wanita yang datang dan pergi tanpa ada ikatan "pacar". entah mengapa dalam tahap akhir hubunganku dengan wanita, aku merasa ada sedkit keraguan untuk mengutarakan rasa "cinta". dibenaku selalu terbesit sebuah pernyataan "bahwa aku kurang tampan, kurang kaya dan bukanlah tipe pria yang tepat untukdirinya, ataupun ada pikiran di kepala apakah dia masih virgin, apakah dia cuma main-main dan banyak pemikiran yang membuatku sulit untuk mengatakan "cinta". aku merasa aku terkena sindrom penyakit psikis.

ku rasa sekarang apa yang harus aku perbuat untuk membenahi sidrom ketakutanku tentang "cinta", rasanya aku hanya ingin menyetubuhi wanita dan mengambil anaknya saja tanpa mau menjalin hubungan romantik bersamanya, namun apakah itu normal dan bagaimana aku membenahi ini?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline