Lihat ke Halaman Asli

Takdir Untuk Sukhoi

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Karena saya tidak berpengetahuan cukup di dunia penerbangan maka tidak sepantasnya saya memberikan analisa yang akurat tentang peristiwa naas tertabraknya pesawat Sukhoi Superjet 100 buatan Rusia dengan dinding terjal 85° di Gunung Salak. Sya hanya bisa mengucapkan Inalilahi wainnailaihi rojiun, semua yang bernyawa pasti akan kembali kepada Allah SWT melalui jalan kematian.

Dimanapun maut pasti akan menjemput semua mahluk hidup, walaupun bersembunyi dalam benteng kokoh sekalipun. Karena itu adalah "Takdir" suatu elemen dan perangkat lunak yang sudah disusupkan oleh Tuhan Yang Maha Pencipta dalam tubuh semua mahluk hidup yang diciptakannya yang sewaktu waktu akan bekerja sesuai expire datenya (tanggal kadaluwarsanya).

Hanya terkadang kita sama sekali tidak mengharapkan kematian akan menjemput dengan cara yang mengenaskan, seperti kecelakaan lalu lintas, tertimpa bangunan dalam gempa bumi, tenggelam di pusaran tsunami, ataupun dibunuh secara sadis oleh penjahat. Kita sebagai manusia normal ingin kematian yang indah, dikelilingi sanak saudara tercinta, dimanjakan dengan doa doa, penuh kedamaian dan rasa lega. Tetapi berpulang pada IC dalam tubuh manusia yang bernama "Takdir" yang telah diprogram untuk menentukan kapan ia lahir, kapan ia menikah, kapan ia mempunyai anak, dimana rezekinya, dan dengan cara apa ia akan mati.

Saya juga terkadang khawatir jika sedang naik pesawat, sebelum take off saya berdoa menurut agama Islam yang saya anut, agar saya selamat, dan juga kebiasaan buruk saya selama di darat seperti menggunjing, memaki, marah marah, berkata kotor atau melakukan tindak asusila langsung saya stop begitu menaiki pesawat.  Jadi lebih baik berdoa dan jaga mulut serta hati agar tidak naas saat penerbangan.

Dari hasil browsing saya mencari data ternyata Gunung Salak telah beberapa kali menerima benturan keras dari pesawat antara lain:

Pada 10 Oktober 2002 Pesawat Trike bermesin PKS 098 jatuh di Lido, Kaki Gunung Salak Bogor, korban satu tewas.

Pada tangga 29 Oktober 2003 Helikopter Sikorsky S-58T Twinpack TNI AU jatuh di Kecamatan Kemang, kaki Gunung Salak, Korban tewas 7 orang.

15 April 2004 sebuah Pesawat paralayang Red Baron GT 500 milik Lido Aero Sport jatuh di Desa Wates jaya Cijeruk, kaki Gunung Salal merenggut nyawa dua penumpangnya.

20 Juni 2004 pesawat Cessna 185 Skywagon jatuh di Danau Lido, Cijeruk Kaki Gunung Salak menewaskan 5 orang.

Juni 2008 Pesawat Casa 212 TNI AU jatuh di Gunung SAalak, di ketinggian 4.200 kaki dari permukaan laut, menewaskan 18 penumpang dan awak pesawat.

30 April 2009 Pesawat latih Donner milik Pusat pelatihan Penerbangan Curug jatuh di Kampung Cibunar, Desa Tenjo di kaki Gunung Salak korban tewas 3 orang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline