Ketika ribuan puisi memujamu
Secangkir kopi...
Ketenangan keagungan rasanya
Kini kumengagungkan rasaku
membenci rasanya
Aku adalah luka yang disembunyikan
dari pekatnya warna
Bagian yang riuh mengepul namun mengambang
Pergi... aku membencinya
Dia hanya secangkir kopi
Yang kau seruput bersamanya
Di saat aku sedang berjuang untukmu
Maafkan aku yang membencimu karenanya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H