Begal motor sedang marak. Sebenarnya marak tidak tepat. Jika batu akik marak itu lebih tepat. Jika marak itu mirip dengan arti happening, maka begal motor tidak cukup marak, karena "hanya" terjadi di Depok dan Tangerang. Tapi ini bukan bermaksud mengecilkan kasus ini dengan kata "hanya" tersebut. Terlebih, baru saja ada berita kawanan begal motor yang tertangkap warga dan tragisnya kemudian tewas dibakar warga. Duh.
Oke, banyak hal yang bisa kita ulas. Pertanyaannya:
1. Menurut Anda, lebih cerdik mana teroris dengan begal motor. Berhenti cukup di poin "kecerdikan"nya saja.
Jika para teroris bisa tercium keberadaannya, mengapa calon-calon pelaku begal motor tidak terendus keberadannya dan kapan akan beraksinya?
2. Jika jam operasi begal ini jelas dikisaran dini hari, seharusnya bisa dilakukan untuk mempersempit "jam kerja" mereka. Bener kan ya?
3. Jika daerah operasi mereka bisa ditebak di daerah seperti apa, patroli bisa dilakukan untuk menihilkan aksi mereka. Mungkin kan ya?
4. Pertanyaannya, kurang personil? Atau tak berdaya? Mengapa tak berdaya?
5. Saya tidak setuju kasus begal motor ini "diciptakan" untuk tujuan tertentu. Bukan, saya hanya ingin tercipta kemajuan dengan munculnya kasus-kasus kriminal yang lebih berkualitas saja. #kriminalisasi misalnya.
6. Apa yang membedakan kasus pencurian motor di Depok dan Tangerang ini dengan kasus pencurian motor di daerah lain? Karena jika tidak beda, mengapa hanya "hot" di daerah tertentu saja.
Adakah yang sengaja "menggoreng" cerita ini? Bukan "diciptakan", tapi "digoreng" saja. Kalo begini tampak masuk akal.
7. Terakhir, apakah kemudian mengemis lebih baik daripada menjadi pembegal?