Lihat ke Halaman Asli

Andri Limka

Mahasiswa

European Super League: antara Fans vs Tenis

Diperbarui: 24 April 2021   07:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fans Sepak Bola vs Tenis (Gambar oleh tookapic dari pixabay)

Mengawali hari dengan membuka media sosial, saya masih membaca berita mengenai European Super League (ESL). Berbeda dari hari-hari sebelumnya, berita yang beredar di media di sosial mengenai topik itu banyak membahas tentang Florentino Perez, presiden Real Madrid yang juga salah satu penggagas ESL.

Perez masih ngotot ingin melaksanakan ESL dan mulai mengkritik kebijakan tim-tim lainnya yang sebelumnya bergabung dengan ESL namun akhirnya mengundurkan diri juga karena satu faktornya adalah tekanan dari fans yang kebanyakan mereka tidak menghendaki terlaksananya ESL.

Ada dua komentar Perez yang menarik perhatian saya.

Pertama, ia beranggapan tim-tim yang sebelumnya memutuskan bergabung dengan ESL adalah tim yang sudah memenangkan gelar dan telah mencetak sejarah. Jadi mungkin tidak apa bila bergabung dengan ESL yang baru akan digelar pertama kalinya.

Kedua, ia membandingkan ESL dengan pertandingan tenis. Ia katakan bahwa bila Nadal berhadapan dengan Federer, semua orang menonton. Sedangkan bila Nadal berhadapan dengan pemain peringkat 80, sedikit saja yang menonton. Dalam hal ini Perez ingin menyampaikan pertandingan sesama tim besar akan lebih menarik penonton dibandingkan dengan tim besar melawan tim kecil.

Baiklah, mari kita membahas lebih lanjut.

Pertama, pemilik sebuah klub harus sadar bahwa klub yang dimilikinya dapat bereksistensi hingga saat ini karena fans. Fans dalam hal ini pun memiliki arti luas.

Ada fans yang hanya mendukung melalui menonton setiap pertandingan sepak bola klub favoritnya di stadion ataupun melalui live streaming. Ada pula fans yang mendukung dengan cara lebih ekstra, yaitu tidak hanya menonton pertandingan tetapi juga turut membeli merchandise atau souvenir asli yang dikeluarkan oleh klub sebagai wujud cinta kepada klub dan membantu pemasukan bagi klub.

Dapat dilihat saat ini dalam situasi pandemi, banyak klub yang merindukan sosok suporter yang hadir langsung menonton pertandingan guna menyemangati klub dalam bertanding. Ada juga klub yang melempem karena ketidakhadiran penonton dalam stadion sehingga atmosfer dalam stadion terutama bagi tim tuan rumah menjadi tidak terasa atau biasa-biasa.

Tetapi kecintaan fans terhadap klub tidak pernah memudar meski dalam situasi pandemi. Walau mungkin mengurangi belanja souvenir klub, namun fans yang setia tetap akan merogoh kocek untuk berlangganan internet atau tv kabel untuk menonton pertandingan klub yang dicintainya. Maka masih ragu tentang arti fans bagi sebuah klub?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline