Lihat ke Halaman Asli

Sejarah Akuntansi dari Prospek Islam

Diperbarui: 17 Juni 2015   13:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akuntansi ? Ya kuntansi apabila kita mendengar kata tersebut pasti yang ada di dalam pikiran kita adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang pencatatan keuangan yang terjadi atas suatu transaksi di dalam lembaga atau sebuah organisasi,tapi tahukah anda siapa orang pertama yang menemukan ilmu ini,jawabanya akan saya paparkan di dalam tulisan saya yang berjudul “Sejarah Akuntansi dari Prospek Islam”.                                                                      

Akuntansi (accounting) dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah al-muhasabah. Dalam konsep Islam, akuntansi termasuk dalam masalah muamalah, yang berarti dalam masalah muamalah perkembangannya diserahkan kepada kemampuan akal pikiran manusia.SedangkanAkuntansi, menurut sejarah konvensional, disebutkan muncul di Italia pada abadke-13 yang lahir dari tangan seorang Pendeta Italia bernama Luca Pacioli yang menulis buku “Summa de Arithmatica Geometria et Propotionalita” dengan memuat satu bab mengenai “Double Entry Accounting System”.Namun apabila kita pelajari “Sejarah Islam” ditemukan bahwa setelah munculnya Islam di Semananjung Arab di bawah pimpinan Rasulullah SAW dan terbentuknya Daulah Islamiah di Madinah yang kemudian di lanjutkan oleh para Khulafaur Rasyidin terdapat undang-undang akuntansi yang diterapkan untuk perorangan perserikatan(syarikah) atau perusahaan, akuntansi wakaf, hak-hak pelarangan penggunaan harta (hijr), dan anggaran negara. Rasulullah SAW sendiri pada masa hidupnya juga telah mendidik secara khusus beberapa sahabat untuk menangani profesi akuntan dengan sebutan “hafazhatul amwal” (pengawas keuangan).                                                                    

Bahkan Al Quran sebagai kitab suci umat Islam menganggap masalah ini sebagai suatu masalah serius dengan diturunkannya ayat terpanjang , yakni surah Al-Baqarah ayat 282 yang menjelaskan fungsi-fungsi pencatatan (kitabah) dalam bermuamalah (bertransaksi), penunjukan seorang pencatat beserta saksinya, dasar-dasarnya, dan manfaat-manfaatnya, seperti yang diterangkan oleh kaidah-kaidah hukum yang harus dipedomani dalam hal tersebut. Dengan demikian, dapat kita saksikan dari sejarah, bahwa ternyata Islam lebih dahulu mengenal sistem akuntansi, karena Al Quran telah diturunkan pada tahun 610M,yakni 800 tahun lebih dahulu dari Luca Pacioli yang menerbitkan bukunya padatahun 1494M.

Selain itu yang tidakkalah pentingnya adalah akuntansi sebagai bukti tertulis yang dapat dipertanggug jawabkan dikemudian hari. Pesan ini jelas dapat dilihat pada akhir surat (QS 2:283) tersebut.”dan bertakwalah kepada Allah, Allah mengajarimu dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” Pesan ini ini mengisyaratkan bahwa Allah senantiasa menganjurkan untuk bertakwa(takut kepada Allah) dalam menjalankan kegiatan apapun termasuk dalam menjalankan pekerjaan akuntansi, dan membuktikan bahwa Allah senantiasa memberi petunjuk dalam hal-hal yang bermanfaat bagi manusia. Terbukti pada saatAl-Quran diturunkan, kegiatan muamalah belum sekomplek sekarang. Namun demikianAllah telah mengajarkan untuk melakukan pencatatan (akuntansi/al-muhasabah),menganjurkan adanya bukti dan kesaksian hingga lahirlah seperti sekarang ini adanya notaris, pengacara, akuntan dan sebagainya supaya terhindar darimasalah.

Menurut, Toshikabu Hayashi dalam tesisnya yang berjudul “OnIslamic Accounting”, Akuntansi Barat (Konvensional) memiliki sifat yang dibuatsendiri oleh kaum kapital dengan berpedoman pada filsafat kapitalisme,sedangkan dalam Akuntansi Islam ada “meta rule” yang berasal diluar konsep akuntansi yang harus dipatuhi, yaitu hukum Syariah yang berasal dari Tuhan yang bukan ciptaan manusia, dan Akuntansi Islam sesuai dengan kecenderungan manusia yaitu “hanief” yang menuntut agar perusahaan juga memiliki etika dan tanggung jawab sosial, bahkan ada pertanggung jawaban di akhirat, dimana setiap orangakan mempertanggungjawab kan tindakannya di hadapan Tuhan yang memiliki Akuntansendiri (Rakib dan Atid) yang mencatat semua tindakan manusia bukan saja padabidang ekonomi, tetapi juga masalah sosial dan pelaksanaan hukum Syariah lainnya.Jadi, dapat kita simpulkan dari uraian di atas, bahwa konsepAkuntansi Islam jauh lebih dahulu dari konsep Akuntansi Konvensional, dan bahkan Islam telah membuat serangkaian kaidah yang belum terpikirkan oleh pakar-pakar Akuntansi Konvensional. Sebagaimana yang terjadi juga pada berbagai ilmu pengetahuan lainnya, yang ternyata sudah diindikasikan melalui wahyu Allah dalam    Al-Qur’an. “Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untukmenjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagiorang-orang yang berserah diri.” (QS.An-Nahl/ 16:89)dari normatif ke teoritis dalam pelaksanaannya, ajaran agama sebagai “pesan-pesan langit” perlu penerjemahandan penafsiran. Inilah masalah pokoknya : “membumikan” ajaran langit. Di dunia,agama harus dicari relevansinya sehingga dapat mewarnai tata kehidupan budaya,politik, dan sosial-ekonomi umat. Dengan demikian, agama tidak melulu beradadalam tataran normatif saja. Karena Islam adalah agama amal.

Sehingga penafsirannya pun harus beranjak dari normatif menuju teoritis-keilmuan yang faktual. Eksistensi akuntansi dalam Islam dapat kita lihat dari berbagai bukti sejarah maupun dariAl-Qur’an. Dalam Surat Al-Baqarah ayat 282, dibahas masalah muamalah. Termasukdi dalamnya kegiatan jual-beli, utang-piutang dan sewa-menyewa. Dari situ dapatkita simpulkan bahwa dalam Islam telah ada perintah untuk melakukan sistem pencatatan yang tekanan utamanya adalah untuk tujuan kebenaran, kepastian,keterbukaan, dan keadilan antara kedua pihak yang memiliki hubungan muamalah.Dalam bahasa akuntansi lebih dikenal dengan accountability.

sumber :http://siskaosa.blogspot.com/2013/10/sejarah-akuntansi-dalam-perspektif-islam.html

By : Andri Kurniawan (Akuntansi,UMY)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline