Lihat ke Halaman Asli

Motivasiku untuk Menggapai Impian

Diperbarui: 24 Juni 2015   13:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sehari-hari aku hanya mencari dedaunan ditengah hutan yang rimbun hanya untuk sesuap nasi, beginilah nasibku. Aku bercita-cita menjadi seorang guru karena guru itu pekerjaan yang mulia.Aku tinggal di sebuah desa yang terpencil sangat jauh dari kota. Aku sekarang duduk di kelas 6 SD. Setiap hari aku berjalan kaki menuju ke sekolah melewati medan yang sulit seperti sungai, lembah, bahkan harus menuruni gunung untuk sampai kesekolah. Dari rumah aku berangkat jam 5.00 untuk sampai kesekolah membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam 30 menit sehingga sesampainya di sekolah jam 6.30 tetapi aku tetap semangat karena aku punya keinginan yang kuat seperti yang ayah aku katakan “kalau mempunyai impian kejarlah walaupun sulitnya medan dan sejauh apapun itu kejarlah nak”. Di sekolah aku siswa yang cukup berprestasi, di kelas aku peringkat 2 dari 40 siswa.

Setelah pulang sekolah aku pergi mencari daun singkong dan bayam liar untuk dijual ke tetangga yang membutuhkan. Seikat bayam liar aku hargai 500 Rupiah dan 1 KG singkong aku hargai 1500 Rupiah. Hasil jualan yang telah aku peroleh aku belikan beras untuk dimakan bersama kedua orang tua ku dan adikku. Ayahku hanya seorang penjual roti keliling yang penghasilannya blum tentu cukup memenuhi kebutuhan hidup kita semua karena itu aku membantunya. Sebenarnya ayahku tidak mau melihat aku bekerja tapi karena ekonomi yang kurang memaksa aku untuk bekerja karena aku tidak tega meihat adikku kelaparan bila ayah tidak dapat sepeserpun uang.

Disore hari aku harus membantu ibuku untuk berjualan sapu di pasar, untuk kepasar aku dan ibuku harus menumpang mobil pick up tetangga ku karena kebetulan setiap sore tetanggaku harus mengirimkan stock barang ke pasar beruntunglah kami karena tidak perlu cape berjalan kaki karena jarak dari pasar ke desa kami terlapau jauh sekali. Dipasar selain aku membantu jualan aku jga mengumpulkan butiran butiran beras yang berjatuhan ketika para kuli angkut beras mengangkutnya ke gudang lumayan lah buat makan sehari hari walaupun beras pungutan.

Setelah pulang dari pasar aku langsung mengerjakan tugas sekolah ku dan belajar hingga larut malam. Saat sedang belajar terkadangaku berpikir rasanya hidup itu tidak adil bagi kami sekeluarga, orang orang bisa hidup senang tidak bersusah payah seperti kami, tapi setelah dipikir pikir memang ini mungkin jalan yang terbaik untuk keluarga kami yang Tuhan berikan kepada kami. Aku tidur jam 12 malam setiap harinya tpi terkadang aku merasa nampaknya kurang waktu tersebut karena masih harus blajar lagi. Tapi tubuh ini sudah tidak mampu lagi menahan lelah karena kegiatan sehari-hari yang aku lakukan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline