Lihat ke Halaman Asli

Belajar Ikhlas

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1385228841736540592

[caption id="attachment_279921" align="alignright" width="150" caption="http://masifud.blogspot.com"][/caption]

Sebenarnya keinginan begitu menggebu dan membayangkan betapa menyenangkannya bisa bersua dengan rekan-rekan seperjuangan yang telah tersebar dan mengabdi di berbagai unit dan divisi dalam balutan kegiatan kebersamaan yang menjunjung sportivitas.

Pagi hari telah menjadi kesegaran tersendiri setelah bersepeda ria menghirup segarnya udara pagi meski bercampur dengan karbon monoksida dari mulut knalpot kendaraan yang ternyata masih harus berjibaku di hari yang sebagian orang bisa menikmati libur seperti diriku ini. Terasa betapa beruntungnya diriku.

Waktu beringsut menuju siang hari, tetapi ternyata rencana untuk pergi dari rumah dan bertemu rekan seperjuangan kemungkinan besar diurungkan setelah melihat orang yang dicintai dan orang yang selama ini dijaga ditemani dan disayangi ternyata tidak ingin ditinggalkan di hari libur ini. Ingin tetap ditemani melewatkan waktu yang berharga ini dalam balutan kebersamaan yang hakiki ini. Terasa ada suatu rasa sesak dan kemasgulan menyeruak menyebar dalam pembuluh darah dan terkadang mendorong otot wajah menjadi tegang dan kaku sehingga terkunci dan menghilangkan senyuman yang senantiasa menghiasi hari merenda kebersamaan.

Tetapi jalaran rasa dan kekakuan itu segera dilawan, dihentikan dengan aliran deras fikiran positif bahwa memang dari seluruh pertimbangan pribadi dengan menggunakan skema skala prioritas dan rumus untung rugi (#kayak lagi dagang aja) memang sebaiknya di pending saja dan biarkan ego melemah tergantikan rasa sayang dan sukacita demi sebuah tujuan hakiki yang sedang diperjuangkan selama ini. Sebuah usaha bersama demi meraih kesempatan menapaki kehidupan yang lebih baik setelah berpuluh bulan berjuang menuju kesembuhan total.

Alhamdulilah, setelah sang ego bisa dikalahkan oleh sentuhan keikhlasan, terasa hari libur ini tetap menyenangkan meskipun sebuah rencana pertemuan harus dilewatkan. Hati menjadi tenang, otot yang tegang kembali mengendur dan membangun senyum serta tawa kembali membahana menghiasi ruang kasih sayang yang sedang dibangun dan dirajut bersama. Hikmah lain adalah betapa sebuah keikhlasan akan membuka jalan lain yang lebih mengesankan. Tidak hanya ketenangan hati saja tetapi terbukanya wawasan, meningkatnya semangat untuk merengkuh masa depan, bertambahnya stamina dalam meraih cita-cita dan tentunya semangat mensyukuri nikmat hidup dari Allah Subhanahu Wataala bahwa semua tindakan kita adalah bagian dari ibadah dan semoga bisa bermanfaat baik bagi diri sendiri juga orang lain. Wassalam. @andriekw.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline