Siswa-siswa STM kembali ikut demo, setelah September 2019 lalu mereka ikut berdemo bersama mahasiswa menolak Undang-Undang KPK (UU KPK) dan RUU Kitab Undang-undang Hukum Pidana (RUU KUHP). Kali ini mereka ikut kembali bersama mahasiswa dan buruh untuk menolak UU Cipta Kerja.
Namun, pada demo September kemarin, Siswa-siswa STM ini banyak yang tidak paham apa yang mereka perjuangkan. Mereka mengaku hanya diajak teman atau kakak senior mahasiswa mereka untuk ikut demo. Hal ini sangat disayangkan karena mereka hanya ikut-ikutan.
Pada demo kali ini, saya berharap untuk anak STM agar mereka setidaknya mengetahui isi dari UU Cipta Kerja ini, dan poin mana saja yang menurut mereka pantas untuk diperjuangkan. Karena UU Cipta Kerja ini, nantinya akan berpengaruh kepada mereka semua, seperti yang diketahui Sekolah Teknik Menengah (STM) adalah sekolah yang mempersiapkan siswa-siswinya untuk bekerja setelah mereka lulus sekolah, berbeda dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang tidak secara spesifik untuk dipersiapkan bekerja setelah lulus sekolah, mereka bisa melanjutkan ke jenjang kuliah atau bisa langsung bekerja.
Selain itu, tujuan anak STM belajar mengetahui isi UU Cipta kerja ini adalah agar mereka tidak mudah diperalat atau dihasut oleh orang lain. Mereka jadi punya pegangan sendiri, apakah mereka pro atau kontra dengan suatu keadaan atau situasi. Karena pada dasarnya pemikiran setiap orang berbeda dalam menanggapi keadaan atau situasi tersebut.
Semoga saja untuk demo kali ini, anak-anak STM ini bisa belajar dari demo sebelumnya, mereka mengetahui isi UU Cipta kerja ini dan mereka mengetahui poin-poin mana saja yang mereka perjuangkan.
