Lihat ke Halaman Asli

Menilik Geliat Musik Nasional Sepanjang 2019

Diperbarui: 3 Desember 2019   05:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penyanyi campursari, Didi Kempot saat cek sound sebelum acara program Rosi di Kompas TV di Menara Kompas, Jakarta, Kamis (1/8/2019).(KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Tak terasa tahun 2019 akan segera berakhir. Rutinitas yang padat sudah mengantarkan kita berada di penghujung tahun secara cepat. Banyak peristiwa yang datang silih berganti, baik suka maupun duka di negeri ini. 

Begitupun pada skena musik, yang sangat dinamis mengikuti perkembangan zaman. Oleh karena itu saya ajak pembaca sekalian untuk ikut menyimak apa saja yang menjadi bagian penting di skena musik tanah air tahun 2019.

  • Kebutuhan dan Pemenuhan Konsumsi Musik

Jumlah penikmat musik di Indonesia tergolong tinggi, kebutuhan untuk mendengarkannya pun masif. Ini yang membuat pegiat musik masih menaruh optimis untuk berkarya sebaik-baiknya, karena karyanya masih dinantikan oleh pendengar.

Namun dengan adanya pergeseran pola distribusi musik, (yang pernah saya jelaskan di tulisan saya sebelumnya) membuat pendengar menjadi sangat merdeka dalam memilih apa yang ingin didengarkannya. 

Ini membuat tren musik yang ada cepat sekali untuk berganti. Pendengar cepat bosan dan mereka selalu menuntut kebaruan. Padahal belum tentu mereka menghayati satu persatu apa yang mereka dengarkan.

Namun, pegia  atau pelaku musik di Indonesia jumlahnya juga makin banyak di setiap generasinya. Terlepas dari bermutu atau tidak musik yang dibuat, mainstream atau berbeda, coba anda perhatikan: hampir setiap minggu ada yang baru telah menghiasi timeline utama kita di tampilan Youtube. 

Entah itu band darimana, dari teman kita, atau teman dari teman kita, algoritma Youtube menampilkannya. Begitu pula dengan feed medsos yang lainnya. 

Jumlah musisi juga bertambah banyak dan juga beragam gaya musiknya.

Saya bisa katakan, sebenarnya antara kebutuhan dan pemenuhan akan menikmati musik di tahun ini cukup berimbang. Sepertinya kita sudah tak lagi kehausan. 

ilustrasi: Penyanyi Kunto Aji tampil di hari pertama Synchronize Festival 2019 di JI Expo Kemayoran, Jakarta, Jumat (4/10/2019).(KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO)

Yang suka berselancar di platform daring dapat menemukan berbagai musik yang mereka inginkan disana. Sebaliknya, yang suka mendengarkan via rilisan fisik, sekarang sudah merebak penjual-penjual vinyl dan kaset yang cukup laris diserbu pembeli.

Geliat konsumsi akan musik sudah menemukan jalannya sendiri. Namun tingkat pemahaman musiknya terkadang berbeda. Pendengar yang baik, akan selalu merasakan mana musik yang membawa kandungan-kandungan material yang bermutu setelah mereka mendengarkan dengan seksama. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline