Lihat ke Halaman Asli

Andriani Yovi

Mahasiswa PPG-Prajabatan angakatan 2 tahun 2023, jurusan Pendidikan Bahasa Jawa, Universitas Negeri Surabaya

Membuka Pintu Kemerdekaan Belajar: Menentang Paradigma Pendidikan

Diperbarui: 1 Februari 2024   16:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan saat ini telah mengalami evolusi yang signifikan, dan perhatian yang semakin meningkat terhadap kemerdekaan belajar bagi peserta didik menjadi salah satu aspek utama dalam perubahan paradigma tersebut. Kemerdekaan belajar bukan lagi sekadar konsep, melainkan sebuah transformasi dalam pendekatan pembelajaran, memberikan kekuasaan kepada peserta didik untuk menggali dan mengembangkan potensi mereka secara lebih mandiri. Di era teknologi informasi yang maju, peserta didik kini menikmati akses tanpa batas ke berbagai sumber belajar. Internet menjadi gudang pengetahuan tak terbatas yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja, menjadikan kemerdekaan belajar bukan hanya mimpi, tetapi suatu realitas yang dapat dinikmati oleh siapa saja. Paradigma baru pendidikan saat ini menitikberatkan pada pembelajaran berbasis kreativitas. Peserta didik tidak hanya diminta untuk memahami konsep-konsep, tetapi juga dibebaskan untuk menjelajahi ide-ide baru, mengembangkan pemikiran kritis, dan menemukan solusi inovatif. Guru bukan lagi satu-satunya sumber pengetahuan; mereka berperan sebagai fasilitator yang membimbing peserta didik dalam perjalanan eksplorasi mereka.

Kemerdekaan belajar juga memasukkan dimensi pengembangan keterampilan hidup. Peserta didik diajak untuk memahami keterkaitan antara pembelajaran akademis dengan kehidupan sehari-hari, melibatkan pembelajaran keterampilan interpersonal, keterampilan berpikir kritis, dan kemampuan mengatasi tantangan. Sementara itu, dalam pendekatan pembelajaran yang lebih kontekstual, kemerdekaan belajar tercermin dalam hubungan materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata. Hal ini memberikan makna yang lebih dalam dan memotivasi peserta didik untuk lebih aktif terlibat dalam proses pembelajaran.

Namun, dengan semua peluang yang dibawa oleh kemerdekaan belajar, tantangan juga muncul. Peserta didik perlu mengembangkan disiplin diri, tanggung jawab, dan kemampuan mengelola waktu agar dapat mengoptimalkan potensi belajar mereka. Ini menuntut kerjasama antara peserta didik, guru, dan sistem pendidikan. Dengan semakin ditekankannya kemerdekaan belajar, pendidikan saat ini memasuki era di mana pembelajaran bukan lagi hanya menjadi kewajiban, melainkan sebuah petualangan pribadi yang membuka pintu menuju pengembangan diri secara holistik. Pendekatan ini menjadikan pendidikan lebih inklusif, memberdayakan setiap peserta didik untuk menjadi arsitek utama dalam perjalanan pendidikannya sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline