Baru-baru ini ada berita viral yang menyatakan bahwa ada warga negara asing (WNA) berkewarganegaraan Amerika mempromosikan Bali dengan dengan menjual ebook yang berisi tips bagaimana dapat tinggal di Bali dengan mengakali visa sehingga tanpa kawatir overstay. Merekapun juga mengatakan dapat mencari nafkah di Indonesia dengan visa turis serta Bali ramah terhadap LGBT.
Kejadian tersebut tentu saja membuat kita menjadi tersinggung karena merendahkan martabat Bangsa Indonesia. Terkesan bahwa mereka tidak menghargai Indonesia.
Pengalaman saya sendiri dengan WNA sebenarnya tidak banyak apabila dibandingkan dengan para Kompasianer yang hebat-hebat dan telah banyak menulis di Kompasiana.
Menurut pendapat saya, kita sebaiknya memandang WNA biasa saja karena ketika berada di negara lain, sayapun harus mengikuti aturan di negara tersebut.
Ketika mendapat kesempatan tinggal di negara lain yaitu Inggris selama beberapa tahun karena mengikuti suami, saya harus banyak belajar menyesuaikan dengan situasi baru di negara asing yang tentu saja tidaklah mudah. Mungkin saya dapat dikatakan beruntung karena tidak pernah mendapat perlakuan buruk sebagai orang Indonesia ketika tinggal di luar negeri.
Menurut saya, para bule akan menghargai kita apabila kita juga bersikap baik. Harus saya akui bahwa bule memiliki kedisiplinan tinggi seperti tidak mau membuang sampah sembarangan, terbiasa memisahkan jenis sampah sejak dari rumah masing-masing. Selain itu bule juga terbiasa untuk mengantri. Budaya antri itu bahkan sudah diajarkan sejak dini.
Bule juga sangat disiplin dengan waktu. Mereka akan tersinggung kalau kita sudah membuat janji namun tidak tepat waktu.
Itulah pendapat saya tentang bule. Tentu saja setiap orang memiliki pengalaman berbeda-beda dengan bule
Tidak semua bule berkantong tebal. Bagi bule-bule yang berkunjung ke Indonesia untuk wisata karena mereka memiliki mata uang dengan kurs yang lebih kuat dari Rupiah, maka akan dianggap oleh kita bahwa semua bule berduit sehingga diperlakukan istimewa dibandingkan dengan turis domestik. Kalau boleh jujur sektor pariwisata memang membutuhkan tamu-tamu terutama dari mancanegara karena para bule dianggap punya banyak uang dan diyakini akan mengeluarkan uang selama di Indonesia minimal USD 1000 per hari. Padahal tidak semua bule punya banyak uang. Seperti dua warga negara Amerika yang viral dan akhirnya dideportasi karena banyak melakukan pelanggaran.