Lihat ke Halaman Asli

Andrian Habibi

Kemerdekaan Pikiran

Jangan Menjadi Pangemanan dengan Merumahkacakan Diriku

Diperbarui: 16 Januari 2019   13:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: mizanstore.com

Pramodya Ananta Toer sangat baik dalam mengisahkan bagiamana seseorang menghantam objek pantauan dalam novel Rumah Kaca. Pram mahir menuliskan tokoh Mister Pangemanann dengan n dua merumahkacakan Pitung, Mikne dan beberapa tokoh yang harus dikirim ke penjara. Strategi rumah kaca adalah cara terbaik untuk membuat target melemah dan terkurung dalam kehancuran tanpa harapan.

Kisah Pangemanann membungkam Minke dan berbagai pejuang terlalu sulit. Harus fokus dengan data yang detil. Mulai membaca profil, kebiasaan, cara pandang, pilihan kegiatan/aktifitas dan kelemahan target. Pangemanann pun menggunakan semua cara agar objek masuk dalam perangkap rumah kaca. Sampai pada akhirnya, target tidak bisa melawan kedigdayaan pemantauan pemburu.

Sekilas kita membaca Rumah Kaca, apakah strategi rumah kaca Pangemanann masih berlaku di masa sekarang? Jawabnya iya. Dalam aktifitas politik yang dinamis, pemburu akan merumahkacakan target buruan. Pemburu akan mengumpulkan daftar riwayat hidup target, keluarga, teman, dan orang-orang yang dianggap penting oleh objek buruan.

Lalu, pemburu akan mengumpulkan data berupa foto, video, catatan atau barang/dokumen yang bisa dianalisis. Pemburu harus sabar mengikuti gerak langkah dan pemikiran target buruan. Syukur-syukur ada alat bukti yang bisa digunakan melalui mekanisme hukum. Sehingga target menyerah tanpa bisa melawan selain dari upaya mengurangi masa hukuman.

Kalaupun tidak menemukan alat bukti kesalahan target. Maka pemburu akan memulai cara-cara yang mengarahkan target untuk melakukan kesalahan. Cara ini membutuhkan data detil kelemahan. Selanjutnya pemburu merekayasa kejadian/peristiwa yang tanpa sadar menjerat si target buruan. Sehingga, pada saat khilaf, target harus mengangkat bendera putih tanda menyerah.

Sumber: www.pixabay.com

Cara Baru

Saat ini, tanpa sadar, pemburu tidak berniat melalukan pemburuan target. Hanya saja, situasi dan kondisi dalam hubungan sosial menciptakan kejadian pemburu memburu target. Apakah memang ada ketidaktahuan yang mengarah pada aktifitas merumahkacakan target buruan?

Untuk menjawab pertanyaan ini. Kita mulai dengan membaca ulang kejadian/peristiwa politik. Atau, kita bisa mengingat-ingat peristiwa kehidupan sendiri. Apakah kita pernah dengan tanpa sadar menjadi pemburu atau target buruan. Mari merenung dan mengingat semua kejadian. Biarkan ingatan memperlihatkan gambaran kisah-kisah itu.

Apabila kita tidak menemui peristiwa menjadi pemburu dan target. Mungkin, saya akan mengisahkan satu kejadian yang bisa menstimulus ingatan kita semua. Kisah ini juga menjadi awal bahwa rumah kaca telah berkembang dari cara-cara Pangemanann mengalahkan Pitung atau Minke.

Pertama, kita semua adalah makhluk personal. Kita adalah pribadi. Manusia yang sendiri dan memiliki pemikiran atau kerja yang tersendiri. Sepanjang hidup, tanpa kita sadari, ada berbagai aktifitas yang menguatkan personality atau jenis seperti apakah kita sebenarnya.

Kedua, manusia adalah makhluk sosial. Peribadi yang memiliki cara pandang dan kerja yang sama. Mereka akan menyatu dalam komunitas atau kelompok yang sama pula. Kalaupun ada warna yang berbeda. Personal-personal itu akan membentuk kelompok kecil dari kelompok besar. Maka, terbentuk lah pembagian kelompok yang satu dengan lainnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline