Lihat ke Halaman Asli

Andrian Habibi

Kemerdekaan Pikiran

John Snow & Cara Mencari Pemimpin

Diperbarui: 27 Desember 2018   05:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Itulah yang menjadi kepercayaan dark knight menaruh harapan dan memberi kepercayaan kepada Jhon Snow dalam film Game of Throne. Jhon, anak yang terduruh sebagai anak haram di luar nikah memegang teguh persaudaraan. Menjaga kemanusiaan. Bahkan, bersusah payah meyakinkan musuh dan menyelematkan mereka dari pembantaian oleh The White Walker. Sehingga musuh pun migrasi dan menyerahkan kepemimpinan pada Jhon Snow.

Dua kejadian mengangkat dirinya sebagai pemimpin. Ternyata tidak membuat Jhon lupa daratan. Bahkan, saat musyawarah orang utara. Suara bergemuruh memberikan mandat King of The North kepada Jhon Snow. Meskipun dia berkata: "saya tidak pantas memimpin orang utara."

Demi menyelamatkan kawan, pasukan bahkan musuh. Jhon rela tidak mendapatkan apa-apa. Namun, penolakannya malah menambah kepedulian dan kepercayaan atas kepemimpinan Jhon. Kerelaannya melepas gelar "King of The North" merupakan anomali. Tetapi, dia hanya memikirkan keselamatan banyak orang. Bukan mempertahankan jabatan.

Di sesi ketujuh, cahaya kepemimpinan Jhon terbongkar. Ternyata, status anak haram hanya menjadi alat untuk menempa diri. Kehidupannya yang terasing membantunya melewati kawah candradimuka kepemimpinan. Lalu, rahasia pun terbuka. Jhon adalah anak berdarah murni seorang raja. Pemilik Naga dan penguasa tujuh kerajaan.

Akan tetapi, harus dipahami, bahwa Jhon bukan hanya menolak jabatan. Lalu dia pantas menduduki jabatan. Secara pribadi, Jhon adalah seorang yang memiliki rasa kemanusiaan. Bahkan, menyelamatkan srigala terbesar. Hewan buas yang bukan peliharaan. Malah menjadi teman setia yang membantu perjuangan keluarga STARK.

Jhon juga memiliki pemikiran untuk membantu setiap orang. Meskipun orang tersebut adalah orang yang menuduh, menghina dan menghianati. Namun,  baginya, setiap orang bisa berubah. Ternyata, semua sesuai dengan apa yang Jhon percayai. Setiap orang berubah, mendukung semua titahnya. Kepercayaannya menyelamatkan lawan, hingga harus menerima pil hapit penghianatan. Malah menambah pasukan khsus yang bersumpah untuk setia pada Jhon.

Secuil kisah pencarian satu The White Walker memunculkan dilema. Meninggalkan sarang musuh. Atau tetap bertahan untuk mendapatkan bukti. Pilihan Jhon tetap sama, dia tinggal untuk melawan. Sedangkan teman-temannya berjuang membawa bukti ancaman bagi hidup manusia. Itulah Jhon Snow yang jujur, adil, bijaksana, dan tidak mengharapkan jabatan tapi selalu terpilih memimpin The North.

Hanya saja, itu adalah kisah Jhon Snow dari Game of Throne Sesion 1-7. Kita masih butuh menonton film ini pada sesion 8 yang akan rilis pada tahun 2019. Setidaknya, pandangan pribadi melihat jejak langkah Jhon Snow. Dia adalah tokoh yang menjadi perhatian. Contoh seorang pemimpin yang memang diinginkan oleh orang-orang yang dipimpinnya.

Bagaimana dengan komunitas, kelompok dan organisasi kita? Apakah kita melihat ada pemimpin yang berkharisma? Menolak mengemban amanah sebagai pemimpin. Tapi kita dengan sukarela memilihnya untuk memimpin. Atau kita melihat orang-orang yang dengan segala upaya merebut, mempertahankan dan menghalalkan semua cara untuk menduduki kursi kekuasaan.

Apakah kita melihat pemimpin yang jujur dan memegang teguh semua ludahnya. Atau pemimpin yang dengan mulutnya, setiap kebohongan dan dusta tercipta. Adakah pemimpin yang menghormati kawan, sahabat, saudara dan berlaku adil pada musuhnya. Atau kita melihat penguasa yang sombong, angkuh, merusak anggota dan menghinakan martabat juga membuat kelam masa depan bawahannya?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline