Lihat ke Halaman Asli

Andrian Habibi

Kemerdekaan Pikiran

Pengantar Mimpi Konsolidasi Pengawal Demokrasi

Diperbarui: 31 Desember 2017   14:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

koleksi pribadi

Komite Independen Pemantau Pemilu disingkat KIPP, secara subtansi menginginkan pemilu yang jujur dan adil sejak tahun 1996. Jujur dan adil sedari pemikiran, perkataan dan perbuatan. 

Dari KIPP, rakyat belajar dan berlatih untuk mengawal suara yang diberikan saat pemilu. Kemudian mengawal produk pemilu beserta kinerja mereka selama lima tahun.

Untuk membumikan KIPP, penting mengikuti perkembangan zaman dan pemanfaatan teknologi pemantauan.

Dalam hal ini, KIPP membutuhkan para sukarelawan yang peduli akan pendidikan demokrasi. Program kelas pemantauan, kelas atau sekolah demokrasi menjadi penting. 

Awali pendidikan dari internal. Agar pemantau memiliki kecintaan terhadap muara perbaikan pemerintah yakni pemilu. 

Kemudian membangun kesadaran aktif pemilik kedaulatan untuk menapaki perbaikan kehidupan bangsa secara bertahap.

Oleh sebab itu, semua para sesepuh sewajarnya turun gunung. Karena menjalankan program membutuhkan pembinaan dari pelaku sejarah. 

Jadi, Konsolidasi KIPP kedepa,  wajib menyatu dalam persatuan untuk menghimpun cinta KIPP demi penguatan kelembagaan, pembaharuan tata kelola dan penguatan kerja pemantauan.

Jika kita bisa membingkai perbedaan menjadi pelangi dalam gerakan. Langkah awal membumikan pemilu memasuki tahap tangga pendewasaan dan kemapanan berdemokrasi. 

Tua dan muda bukan ukuran. Tua membimbing yang muda. Lalu, pemuda menjalankan kerja kaderisasi. Seterusnya memastikan bahwa mimpi dan cita-cita pendirian bangsa terlaksana. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline