Lihat ke Halaman Asli

Andrian Casano

cuma mahasiswa

Pengaruh Pandemi di Sektor Ekonomi, Transportasi, dan Pendidikan

Diperbarui: 20 Mei 2020   08:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Jumlah kasus Covid-19 di Indonesia semakin mencemaskan. Angka kematian yang diakibatkan Covid-19 di Indonesia tegolong tinggi dibandingkan dengan negara lainnya. Dalam melakukan pencegahan penularan Covid-19 pemerintah sejak dini sudah melakukan tindakan preventif berupa himbauan kepada masyarakat untuk melakukan physical distancing. 

Namun, himbauan ini masih tidak dilaksanakan oleh masyarakat. Akibatnya jumlah kasus Covid-19 di Indonesia semakin banyak dan menyebar ke daerah lainnya. Kasus pertama Covid-19 di Indonesia berasal dari Depok. Depok merupakan salah satu daerah dengan tingkat mobilitas masyarakatnya yang sangat tinggi. 

Kemudian, dengan cepat menyebar ke berbagai daerah terutama Jabodetabek. Faktor utama cepatnya penyebaran Covid-19 di daerah Jabodetabek adalah karena tingkat mobilitas masyarakt yang tergolong tinggi. Tingginya mobilitas ini dipengaruhi oleh rapid-nya perputaran uang dan kegiatan ekonomi di area Jabodetabek.

PSBB tahap pertama sudah diterapkan pada 10 hingga 23 April yang lalu. PSBB tahap pertama dianggap gagal oleh Pemerintah Jakarta. Akhirnya, PSBB tahap kedua sudah diterapkan hingga saat ini. 

Meskipun masih banyak yang harus dibenahi dari penerapan PSBB di Jakarta, beberapa daerah di Indonesia sudah mulai mengimplementasikan kebijakan PSBB di daerah mereka masing masing. 

Kebanyakan daerah yang melaksanakan PSBB merupakan daerah dengan angka kasus Covid-19 yang cukup banyak. Daerah yang sudah menerapkan PSBB antara lain Bandung, Surabaya, Tangerang, dan Makassar. Akan tetapi masih banyak pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat dalam penerapan PSBB di berbagai daerah.

PSBB yang diterapkan diberbagai daerah akan menghasilkan berbagai macam kerugian di berbagai sektor. Salah satunya adalah di sektor ekonomi, Pembatasan kegiatan ini menyebabkan penurunan diberbagai sektor kehidupan. Salah satu sektor yang paling terpuruk adalah sektor ekonomi. Selama pandemi ini berlangsung pemerintah memberikan himbauan untuk perusahaan untuk memberhentikan kegiatan sementara. Sedangkan, pekerja dihimbau untuk bekerja dari rumah. Kebijakan ini diambil demi menjaga pekerja agar tidak terinfeksi Covid-19. Dengan kebijakan ini tentunya mempengaruhi kegiatan perusahaan secara luas. Banyak perusahaan yang mengalami kesulitan di segi finansial. Kegiatan produksi perusahaan yang berhenti membuat perusahaan tidak lagi mendapatkan pemasukan, tetapi pengeluaran untuk memenuhi gaji karyawan dan memenuhi alat produksi masih berjalan. Selama pandemi ini perusahaan berada dalam masa yang sulit untuk mempertahankan perusahaan.

Peraturan yang diterapkan di Indonesia seperti PSBB, larangan mudik, dan rerugulasi transportasi umum dengan sangat jelas mempunyai tujuan untuk membatasi mobilitas masyarakat. Sektor transportasi darat mendapatkan pukulan telak akibat adanya pandemi ini. Banyak perjalanan darat yang dibatalkan oleh penumpang ataupun karena larangan pemerintah. Moda transportasi udara juga tak luput dari kerugian yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19. Bahkan bisa dibilang sektor transportasi udara mengalami keterpurukan yang paling buruk diantara lainnya. Adanya travel warning di berbagai negara menyebabkan industri penerbangan menjadi lesu. Kebijakan lockdown yang diterapkan di berbagai negara yang terdampak Covid-19 menyebabkan bisnis penerbangan di seluruh dunia mengalami kerugian. Sampel yang diambil di 50 bandar udara selama Maret -- 15 April 2020. Penumpang dalam negeri menurun 72,48 persen, penumpang luar negeri 98,95 persen. Pergerakan pesawat dalam negeri turun 57,42 persen, pergerakan pesawat luar negeri menurun 96,58 persen.

            Sektor lain yang terdampak dari pandemi Covid-19 adalah sektor pendidikan. Kontak fisik secara langsung merupakan penyebab mudahnya infeksi Covid-19. Kegiatan belajar mengajar yang berhubungan satu sama lain dalam suatu ruangan akan berpotensi menjadi tempat penularan Covid-19. Adanya potensi penularan ini membuat stakeholder harus berimprovisasi dalam kegiatan pembelajaran. Selama pandemi, pembelajaran dilakukan dengan daring atau online. Namun, pembelajaran online ini harus menghadapi beberapa hambatan dalam pelaksanaannya seperti masih rendahnya penguasaan teknologi, keterbatasan sarana prasarana penunjang, jaringan internet yang terbatas, dan biaya yang dibutuhkan. Oleh karena itu, pembelajaran online yang dilakukan memerlukan penyesuaian dari berbagai stakeholder terkait.

            Selama pendemi Covid-19 masih berlangsung, berbagai sektor perlu melakukan penyesuaian dan improvisasi. Perubahan di berbagai sektor menjadi hal yang vital selama pandemi berlangsung. Untuk bertahan dalam keadaan yang serba terbatas ini setiap sektor kehidupan perlu melakukan perubahan. Charles darwin pernah berkata "It is not the strongest of the species that survive, nor the most intelligent, but the one most responsive to change". 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline