Lihat ke Halaman Asli

Serius, Jangan Mudah Percaya dengan Fingerprint Test

Diperbarui: 4 April 2017   18:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14299695941837487492

[caption id="attachment_412662" align="alignnone" width="620" caption="Ilustrasi: kompas.com"][/caption]

Ya, pernyataan di atas adalah resmi dari saya, salah seorang yang turut menekuni pengembangan aplikasi tools biometrik sidik jari untuk keperluan mengungkap potensi bakat anak di Indonesia. Saya sudah menjalankan ini hampir sekitar 7 tahun dan hingga saat ini sudah lebih dari 160.000 klien yg menggunakan tools dari lembaga saya ini dan menjadi sumber riset saya juga. Bahkan project saya ini tidak hanya dipakai di Indonesia namun juga di mancanegara.

Sebenarnya dari awal saya memang 'kurang terlalu percaya' bahwa analisis sidik jari (fingerprint test) bisa mengungkap hal yang luar biasa, yakni mengungkap potensi.

Namun dalam perkembangannya seolah saya menemukan terlalu banyak 'kebetulan' dari sidik jari ini yang bisa mengaitkannya dengan cara kerja otak seseorang.

Lantas mengapa saya menganjurkan untuk jangan mudah percaya dengan fingerprint test?

Karena beberapa hari belakangan ini saya menemukan ada sahabat2 saya yang memposting kembali mengenai kontroversialnya tools fingerprint test ini.

Salah satu linknya :
https://nurismafira.wordpress.com/…/mas-jonru-dan-tes-fing…/

Sebenarnya isu kontroversial ini sudah lama ada. Namun seolah seperti terus dimunculkan kembali sebagai upaya untuk mengingatkan masyarakat.

Jujur, hal yang sedikit mengganggu saya adalah perihal tuduhan penipuan dan penghalalan segala cara untuk mendapatkan uang dari bisnis ini. Koq mereka bisa sehebat itu ya bisa tahu isi hati dan pikiran saya dan rekan-rekan lain yang mengembangkan tools ini.

Tapi ya sudahlah, hanya diri saya dan Tuhan saja yang tahu perihal motif sebenernya kenapa saya begitu tertarik mengembangkan tools ini.

Namun bagi mereka yang telah melontarkan tuduhan itu, maka sebaiknya berhati-hati karena jika tuduhan anda salah berarti anda sedang melontarkan fitnah. Sekalipun anda seorang ustad ataupun profesor sekalipun, pasti tahu bahwa fitnah lebih kejam dari pembunuhan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline