Lihat ke Halaman Asli

andriana rumintang

menyukai rangkaian kata yang menari dalam kisah dan bertutur dalam cerita. Penikmat alunan musik dan pecinta karya rajutan

Menghidupi Hidup yang Lebih Berarti

Diperbarui: 20 Mei 2016   14:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumen pribadi

Resensi Buku Hidup Yang Lebih Berarti

Judul Buku                          : Hidup Yang Lebih Berarti : Sosok Inspiratif Dayakan Indonesia                  

Pengarang                          : 20 Blogger Kompasiana

Penerbit                              : Elex Media Komputindo                            

Tahun                                   : 2016

Tebal Buku                          : 190 halaman

Kategori                               : Self- Improvement (Inspirasi)

Buku Hidup yang Lebih Berarti adalah buku terbitan Elex Media Komputindo yang ditulis oleh 20 blogger Kompasiana, dengan genre Self Improvement. Buku ini sangat menginspirasi dimana mengisahkan sosok-sosok masyarakat biasa yang tangguh dan memilki semangat untuk berjuang dan memberdayakan Indonesia. Sosok-sosok yang diceritakan di dalam buku ini, memberikan dampak bagi lingkungannya dan juga membantu orang-orang di sekitarnya.  Buku ini launching tanggal 21 april 2016 di menara BTPN lt.27 SCBD Mega Kuningan.

resensi-buku-hidup-yang-lebih-berarti-5732cac4b192731e050aa79b.jpg

Melalui pembacaan tokoh-tokoh di buku ini, sebagai pembaca saya merasa tertampar sekaligus kagum dengan tokoh-tokoh tersebut. Dibalik keterbatasan mereka, baik dari segi pendidikan yang minim, daerah tempat tinggal yang cukup jauh dari kota atau dengan usia yang sudah tidak muda lagi, mereka bisa berkarya lebih baik dari orang muda dan orang-orang yang mengecap pendidikan yang lebih tinggi.

Tokoh-tokoh yang ditulis dalam buku Hidup Yang lebih Berarti yaitu : Hanggono dengan usaha getuk marem, Milda Fitriawati sebagai kader kesehatan, Suwono ubah kotoran menjadi pupuk organic, Anik berdayakan pekerja lokalisasi Dupak Bangunsari, Dian Novalia dengan batik, Bodro Irawan yang membuka kursus computer gratis, Siti Rochanah jadikan Iwak Nyuzz kebanggaan Semarang, Slamet dengan sampah menjadi berkah, Supriyanto maju dengan batik kayu,Bu Wiwik dan bu Indra, Munadji dengan usaha swasembada Pajali, Dominggus koordinasi 3.505 petani, Taryat dengan Alia chocolate, Sunardi dengan bisnis tambak ikan. Ulyati dengan usaha kerupuk sanjai, Syarief pionir taruna tani, Solihin dengan tas dari bahan daur ulang, pengrajin rotan, Faizal dengan komunitas Iket Jawa,dan Deni menyulap Bojong Rangkas menjadi sentra tas.

Contoh sosok  yang akan saya bahas yaitu sosok yang diceritakan oleh Blogger Nanang Diyanto, pak Suwono. Usia yang tidak muda lagi, sudah memasuki usia pensiun. Walaupun begitu, usia pensiun tidak menghentikannya untuk berkarya. Pak Suwono sudah mempersiapkan diri  dan merencanakan kegiatan untuk memasuki masa pensiunnya. Tidak semua orang melakukan hal tersebut di kala masa pensiun tiba, banyak ibu-ibu ataupun bapak-bapak yang gamang menghadapinya dan tidak lagi berkarya. Namun pak Suwono telah membuat perencanaan. Sesuatu yang saya garis bawahi yaitu memilki perencanaan akan masa depan. Dengan usaha sedot Wc, pak Suwono juga mengembangkan pertaniannya dan memanfaatkan limbah tinja sebagai pupuk. Usahanya membuahkan hasil, beras organik yang dihasilkan disukai oleh masyarakat. Berdasarkan hasil uji laboratorium UGM, berasnya mengandung kandungan gizi yang lebih tinggi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline