Lihat ke Halaman Asli

Andri Oktovianus Pellondou

Saya senang dunia Filsafat, Sains, dan ilmu Sosial

Refleksi Diri: Kristus atau Yudas Iskariot?

Diperbarui: 16 Agustus 2022   12:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kalau ada pementasan drama penyaliban Yesus lalu disuruh memilih peran, maka peran apa yang anda pilih untuk anda perankan? Pemeran Tuhan Yesus? Yudas Iskariot??Thomas??Petrus??atau siapa? Kalau saya disuruh memilih peran dalam drama Penyaliban Yesus maka saya akan memilih menjadi pemeran antagonis. Mungkin Yudas Iskariot, Thomas, atau Petrus dan mungkin juga saya memilih untuk berperan sebagai Pilatus atau prajurit Romawi. 

Kenapa demikian???karena Peran antagonis dalam penyaliban Yesus lebih mewakili saya dan semua manusia yang sudah jatuh ke dalam dosa. Kita semua, saya dan anda seperti Yudas yang mengkhianati Yesus,baik itu mungkin dalam pelayanan dan dalam kehidupan kita sehari hari. 

Terkadang kita juga seperti Thomas yang meragukan kuasa kebangkitan Kristus. Dan kadang kita seperti Petrus yang berpura pura tak mengenai Yesus hanya demi menjaga hubungan dengan orang-orang yang berbeda posisi dengan kita. 

Kadang kita seperti Nikodemus yang malu malu saat datang mendekat kepada Yesus karena takut dilihat oleh pemimpin pemimpin Yahudi. Kita juga sering menyalibkan Yesus seperti prajurit Romawi. Kita menyalibkan Dia yang kedua kali melalui pengajaran2x kita yang tidak digali benar benar dari Firman Tuhan dan melalui perbuatan2x kita yang tidak memuliakan namaNya.

Lalu mengapa saya tidak memilih untuk berperan sebagai Tuhan Yesus? Karena saya merasa seperti orang munafik ketika saya berperan sebagai Yesus. Yesus tak pernah berbuat dosa tapi saya begitu berdosa. Citra yang saya tampilkan dalam akting saya  begitu sempurna tak bernoda padahal kenyataannya saya begitu berdosa.

Mungkin semua orang berlomba-lomba untuk merebut Peran Yesus dalam drama penyaliban Yesus. It is oke. Bayangkan kalau tak ada yang berperan sebagai Tuhan Yesus? Maka drama penyaliban Yesus tak akan pernah bisa dipentaskan. Lalu apa yang dipersoalkan? Tak ada yang dipersoalkan dengan Peran dan pemeran Tuhan Yesus dalam drama penyaliban, tapi sekedar Refleksi diri agar setiap saat kita sadar bahwa kita semua adalah manusia berdosa. Kalau kita dipercayakan untuk mewartakan Kristus baik  itu melalui khotbah mau pun peran kita maka selalu harus dengan kerendahan diri bahwa kita cuma alat Tuhan untuk memberitakan kemuliaanNya. Bukan kemuliaan diri kita tapi kemuliaan Tuhan. Jangan politisasi Yesus demi kemuliaan diri kita sendiri tapi muliakanlah Dia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline