Mengapa Program Studi Manajemen Zakat dan Wakaf IAIN Parepare Kurang Peminat?
Program Studi Manajemen Zakat dan Wakaf di IAIN Parepare mengalami tantangan kurangnya peminat, yang disebabkan oleh kombinasi kurangnya pemahaman masyarakat tentang urgensi zakat wakaf atau mungkin masyarakat tidak tahu cara pengelolaan zakat dan wakaf, minimnya promosi program studi juga menjadi faktor mengapa Manajemen Zakat dan Wakaf kekurangan peminat, serta kurangnya integrasi praktis antara ilmu manajemen yang dikaitkan dengan keislaman yang relavan dengan kebutuhan zaman.
Zakat dan wakaf memiliki peran penting dalam membangun kesejahteraan umat Islam. Sebagai instrumen ekonomi Islam, zakat berfungsi untuk mengurangi ketimpangan sosial, sementara wakaf mendukung keberlanjutan fasilitas publik, pendidikan, dan ekonomi umat. Namun, meskipun perannya sangat strategis, perhatian terhadap pengelolaan zakat dan wakaf sering kali masih minim, baik dalam lingkup individu maupun kelembagaan.
Di tengah peluang besar ini, Program Studi Manajemen Zakat dan Wakaf di beberapa perguruan tinggi Islam, termasuk di IAIN Parepare, justru menghadapi persoalan kurangnya jumlah mahasiswa yang mendaftar. Fenomena ini memunculkan pertanyaan: mengapa program studi yang sejatinya sangat penting ini justru kurang diminati? Terdapat sejumlah faktor yang dapat menjelaskan fenomena ini, mulai dari kurangnya promosi program hingga persepsi masyarakat terhadap relevansi jurusan ini dalam dunia kerja.
Minimnya Pemahaman tentang Pentingnya Zakat dan Wakaf menjadi Salah satu alasan utama karena kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya zakat dan wakaf dalam membangun sistem ekonomi Islam yang berkeadilan. Banyak calon mahasiswa dan orang tua yang belum memahami bahwa zakat dan wakaf tidak hanya terkait dengan ibadah spiritual, tetapi juga memiliki dimensi sosial, ekonomi, dan politik yang luas. Dalam QS. Al-Baqarah: 261, Allah berfirman bahwa sedekah, termasuk wakaf, akan berlipat ganda manfaatnya. Namun, kurangnya pendidikan sejak dini tentang hal ini membuat masyarakat tidak melihat bidang ini sebagai peluang karir yang menjanjikan.
Faktor lain adalah kurangnya promosi yang efektif dari pihak kampus. Jika dibandingkan dengan jurusan lain seperti ekonomi syariah atau perbankan Islam, Program Studi Manajemen Zakat dan Wakaf sering kali tidak mendapatkan sorotan yang memadai dalam publikasi kampus. Kurikulum yang ditawarkan juga sering dianggap terlalu teoritis dan kurang relevan dengan kebutuhan pasar tenaga kerja. Padahal, Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat menegaskan pentingnya profesionalisme dalam pengelolaan zakat, yang membutuhkan lulusan dengan kompetensi tinggi dalam bidang ini.
Banyak calon mahasiswa yang belum memahami peluang karir yang dapat diraih dari jurusan ini. Padahal, lembaga zakat dan wakaf seperti BAZNAS, LAZ, dan organisasi filantropi Islam lainnya membutuhkan tenaga ahli untuk mengelola dana umat secara profesional. Tanpa pemahaman ini, program studi ini kalah bersaing dengan jurusan lain yang dianggap memiliki prospek pekerjaan yang lebih jelas. Rasulullah SAW juga menegaskan pentingnya keahlian dalam sebuah tugas, sebagaimana dalam hadis: "Jika suatu perkara diserahkan kepada yang bukan ahlinya, tunggulah kehancurannya." (HR. Bukhari).
Kurangnya peminat Program Studi Manajemen Zakat dan Wakaf di IAIN Parepare mencerminkan kurangnya pemahaman masyarakat terhadap urgensi zakat dan wakaf, minimnya promosi program, serta kurangnya relevansi kurikulum dengan kebutuhan pasar kerja. Untuk itu, perlu langkah konkret dari pihak kampus, pemerintah, dan masyarakat dalam meningkatkan kesadaran, memperbaiki kurikulum, dan memperluas informasi mengenai peluang karir di bidang ini. Dengan demikian, program studi ini dapat menjadi pilihan utama bagi calon mahasiswa yang ingin berkontribusi pada pembangunan ekonomi Islam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H