Lihat ke Halaman Asli

Lia, Arti Sebuah Penantian

Diperbarui: 14 Juni 2024   06:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Potret ilustrasi wanita muslimah (liputan6.com)

Di suatu pagi yang cerah, di sebuah desa kecil yang damai, hiduplah seorang pria bernama Arman.

Arman adalah seorang pemuda sederhana yang memiliki impian besar untuk hidup bersama wanita yang dicintainya, Lia.

Lia adalah teman masa kecil Arman, mereka tumbuh bersama dan saling menyayangi sejak dulu. Namun, takdir memisahkan mereka ketika Lia harus pindah ke kota besar untuk mengejar pendidikan dan kariernya.

Arman tidak pernah melupakan Lia. Setiap hari, ia menanti kepulangannya dengan penuh harap. Setiap sore, Arman duduk di tepi sungai yang mengalir di dekat desanya, memandangi matahari terbenam sambil memikirkan Lia. 

Sungai itu adalah tempat mereka sering bermain bersama saat kecil, tempat mereka berbagi mimpi dan harapan.

"Apakah Lia masih mengingatku?" gumam Arman sambil melemparkan kerikil ke dalam sungai. "Apakah dia juga merindukanku seperti aku merindukannya?"

Meskipun Arman sering dilanda keraguan, ia tetap yakin bahwa cinta sejati mereka akan menyatukan kembali. Ia bekerja keras sebagai petani, menanam padi dan sayuran untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan untuk menabung demi masa depan bersama Lia. 

Setiap kali ada kabar dari kota, ia selalu bertanya tentang Lia kepada para pedagang yang datang. Namun, kabar tentang Lia selalu samar dan tidak pasti.

Suatu hari, Arman menerima surat dari Lia. Hatinya berdebar-debar saat membaca surat itu. Lia menulis bahwa ia akan pulang ke desa dalam waktu dekat untuk liburan. Arman merasa bahagia tak terkira. Ia segera mempersiapkan segala sesuatunya untuk menyambut kepulangan Lia. Rumahnya dibersihkan, kebunnya dihias dengan bunga-bunga indah, dan Arman bahkan membuatkan ayunan di bawah pohon besar tempat mereka dulu sering bermain.

Hari yang dinantikan pun tiba. Arman berdiri di depan rumahnya dengan penuh harap, matanya menatap jalan yang akan dilewati Lia. Setiap kali ada suara kendaraan yang mendekat, jantungnya berdegup kencang. Namun, setelah beberapa jam menunggu, Lia belum juga datang. Arman mulai gelisah.

"Apa yang terjadi? Apakah Lia baik-baik saja?" pikirnya dengan cemas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline