Gunung Seram dikenal angker oleh penduduk lokal. Terletak di pelosok desa yang terpencil, gunung ini memiliki cerita-cerita mistis yang sudah turun-temurun menjadi legenda.
Bagi Ardi, Rian, dan Sinta, itu hanyalah cerita rakyat yang tidak perlu ditakuti. Mereka bertiga adalah pecinta alam yang sudah mendaki berbagai gunung di Indonesia.
Kali ini, Gunung Seram menjadi tujuan mereka berikutnya.
"Sebenarnya, kalian yakin mau naik ke gunung ini?" tanya Pak Jono, pemilik warung yang berada di kaki gunung.
"Banyak yang bilang di atas sana sering muncul penampakan."
Ardi tersenyum, menepuk bahu Pak Jono.
"Jangan khawatir, Pak. Kami sudah sering mendaki gunung. Cerita-cerita seperti itu sudah biasa kami dengar."
Pak Jono hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum tipis. "Baiklah, hati-hati saja ya."
Setelah mengisi perut dan mempersiapkan perbekalan, mereka memulai pendakian.
Langit cerah, sinar matahari menembus celah-celah pepohonan, memberi suasana yang tampak aman dan damai. Seiring langkah kaki mereka semakin dalam memasuki hutan, suasana mulai berubah.
Udara terasa lebih dingin, dan kabut tipis mulai menyelimuti jalan setapak. Suara-suara hutan yang biasanya terdengar, seperti kicauan burung atau desiran angin, perlahan menghilang, yang tersisa hanya keheningan yang terasa mencekam.