Lihat ke Halaman Asli

Cerpen: Punggung Anak Penjahit dan Masa Depannya

Diperbarui: 1 Juni 2024   09:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi bayangan laki-laki (foto: pexels/Khrisna)

Di sebuah kampus yang subur, terletak di tengah kota yang ramai, hiduplah seorang mahasiswa bernama Fadli. 

Fadli adalah seorang pemuda yang cerdas dan bersemangat, bermimpi untuk meraih gelar sarjana dan menciptakan masa depan yang cerah. 

Dibalik semangatnya yang menyala-nyala, tersembunyi kekhawatiran yang mendalam akan beban keuangan yang semakin membebani dirinya.

Fadli merupakan anak dari keluarga sederhana. Ayahnya seorang tukang kayu dan ibunya seorang penjahit. 

Mereka berdua berjuang keras untuk membiayai pendidikan Fadli di perguruan tinggi, dengan kenaikan biaya pendidikan setiap tahunnya, beban keuangan keluarga semakin bertambah berat.

Suatu hari, Fadli duduk di ruang kosong perpustakaan kampus, menatap layar laptopnya dengan raut wajah yang khawatir. Iamembuka situs web kampus untuk melihat rincian pembayaran UKT (Uang Kuliah Tunggal) semester depan, Fadli terperangah.

Biaya UKT telah mengalami lonjakan yang signifikan. Meskipun sudah berusaha menghemat dan bekerja paruh waktu di luar jam kuliah, Fadli menyadari bahwa ia dan keluarganya tidak akan mampu mengumpulkan uang sebanyak itu. Kehancuran tampaknya mengintai di balik sudut yang gelap.

Dalam keputusasaan, Fadli memutuskan untuk mencari bantuan dengan mengunjungi kantor administrasi kampus untuk mencari informasi tentang opsi beasiswa atau bantuan keuangan lainnya.  Sayang, apa yang ia temui membuatnya semakin putus asa.

Rupanya persyaratan untuk mendapatkan beasiswa semakin ketat dan persaingan semakin sengit. Fadli merasa seperti terjebak dalam labirin tanpa jalan keluar. Dirinya tidak ingin membebani orangtuanya lebih jauh dengan meminta pinjaman uang, namun ia juga tidak tahu apa yang harus dilakukannya.

Setiap hari, Fadli terus berusaha menjalani kehidupannya. Menghadiri kuliah-kuliahnya dengan penuh semangat, meskipun beban keuangan yang menggantung di atas kepalanya terasa semakin berat. 

Fadli mencoba mencari pekerjaan paruh waktu tambahan, tetapi sulit menemukan yang sesuai dengan jadwal kuliahnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline