Belum satu tahun menjadi pemilik media sosial twitter, Elon Musk sudah membuat banyak kejutan. Terbaru, Elon Musk baru saja melakukan PHK massal terhadap karyawan-karyawannya, tidak tangggung-tanggung, Elon Musk memecat setidaknya 50 persen dari keseluruhan pegawai di twitter, Jumat (04/11/22) lalu.
Total ada 3.750 pegawai perusahaan Twitter yang harus terkena Putus Hubungan Kerja (PHK) massal.
PHK massal ini dilakukan sebagai respon atas kerugian yang dialami twitter. Menurut perkiraan twitter mengalami kerugian sebesar 4 juta dollar AS atau setara dengan Rp 62,950 milliar per harinya.
"Mengenai pengurangan karyawan di perusahaan Twitter, itu karena perusahaan merugi lebih dari 4 juta dolar AS per hari. Semua orang yang keluar ditawari 3 bulan pesangon, lebih banyak 50 persen lebih banyak dari yang diwajibkan secara hukum," ujar Elon Musk dikutip dari Fox Bussines, Sabtu (06/11/22).
PHK massal yang terkesan mendadak ini pun segera direspon oleh para karyawan yang terkena dampaknya. Menurut para pekerja, PHK massal ini dilakukan oleh Elon Musk selaku pemilik perusahaan Twitter secara mendadak tanpa pemberitahuan yang cukup dan jelas. Hal ini melanggar undang-undang federal California, bertempat di Pengadilan Tinggi San Fransisco, Kamis (03/11/22) waktu setempat.
Meski begitu, dari 3.750 pegawai yang dipecat, ada juga yang dipanggil kembali oleh Elon Musk untuk dipekerjakan, karena dinilai memiliki kemampuan yang masih dibutuhkan perusahaan Twitter.
Lebih lanjut, Elon Musk juga membuat kebijakan baru, yaitu setiap pemilik akun centang biru atau verified diharuskan membayar Rp 77.000 per bulannya agar centang biru pada akun yang bersangkutan tidak hilang. Jika pemilik akun verified memanfaatkan akses lebih dan fitur tambahan, maka akan dikenakan biaya hingga Rp 300.000 per 3 bulan.
Kebijakan Elon Musk ini pun mendapat tentangan dari banyak pihak, dimana sebagian besar mengaku lebih baik tidak centang biru, daripada harus membayar ratusan ribu hanya demi mempertahankan akun verifiednya di twitter. Disisi lain, masih banyak juga pihak yang rela membayar sejumlah uang untuk mempertahankan akun verified mereka, dimana biasanya public figure dan perusahaan-perusahaan agar segala informasi yang diberikan bisa dipercaya warganet karena keresmiannnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H