Setelah kemarin Sabtu, 3 September 2022 dihebohkan dengan kenaikan harga BBM yang diumumkan langsung oleh Presiden Jokowi. Kini nampaknya masyarakat mulai was-was dengan kemungkinan setelah ini, yaitu naiknya kebutuhan pangan.
Tentu bukan rahasia lagi bahwa setiap adanya kenaikan harga BBM, akan diikuti dengan naiknya kebutuhan pangan atau sembako dipasaran.
Menurut Ahli Kebijakan Publik, Achmad Nur Hidayat menyatakan bahwa kenaikan harga panganlah yang benar-benar memberatkan dan menjadi beban masyarakat, khususnya bagi ibu rumah tangga.
“Kenaikan harga BBM ini akan berdampak pada kenaikan harga berbagai bahan pangan dan kebutuhan masyarakat lainnya. Dan masyarakat saat ini tidak siap dengan berbagai kenaikan tersebut,” ujarnya pada Sabtu (03/09/2022).
Tidak sampai disitu, jika memang harga kebutuhan pangan mengalami kenaikan, menyusul melonjaknya harga BBM, maka masyarakat Indonesia bisa dikatakan "sudah jatuh tertimpa tangga".
Kenaikan harga BBM hanya awal, kemungkinan terburuk setelah ini yaitu naiknya harga kebutuhan pangan, disusul adanya PHK besar-besaran dari perusahaan.
Ekonomi masyarakat Indonesia sendiri baru saja bangkit dari keterpurukannya pasca pandemi covid-19 yang melanda dunia, termasuk Indonesia selama dua tahun terakhir.
Selama pandemi pun dihiasi dengan adanya peristiwa PHK besar-besaran. Hal tersebut tentu membuat angka pengagguran di Indonesia meningkat.
Tercatat pada tahun 2022 ini angka pengangguran di Indonesia mencapai 5,83 persen dari total penduduk usia kerja 208,54 juta orang. Dibalik kebanyakan masyarakat yang menentang kenaikan harga BBM, ada juga sebagian masyarakat yang tidak keberatan akan kebijakan baru ini.
"Nggak masalah harga BBM naik, emang suka gemes liat mobil yang pakai BBM bersubsidi," ujar salah satu warga, Sabtu (03/09/22).
Meski begitu, ia juga berharap supaya harga kebutuhan pokok (sembako) dipasaran tidak ikut mengalami kenaikan.