Lihat ke Halaman Asli

Taiwan Mengadakan Latihan Militer selama Seminggu, China: Kematian Mereka Sudah di Depan Mata

Diperbarui: 15 Agustus 2022   13:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosok Presiden China, Xi Jinping dengan latar belakang bendera (sumber: theweek.com)

Konflik antara China dan Taiwan nampaknya belum memenuhi titik terang. Terhitung sejak kunjungan Ketua DPR Amerika, Nancy Pelosi, konflik kedua negara ini semakin memanas.

Serangkaian ancaman berupa latihan militer dilayangkan silir berganti oleh kedua negara. Sebelumnya China sempat mengadakan latihan militer selama seminggu, tidak lama berselang, Taiwan membalasnya dengan latihan militer serupa, bahkan masih berjalan hingga saat ini.

Menanggapi hal tersebut, China pun mengeluarkan pernyataan bernada ancaman kepada Taiwan, bahkan Juru Bicara China tersebut mengatakan bahwa apa yang dilakukan Taiwan adalah upaya untuk mempercepat kematian mereka sendiri yang sudah di depan mata.

"Kolusi Taiwan dengan kekuatan eksternal untuk mencari kemerdekaan dan provokasi hanya akan mempercepat kematian mereka sendiri dan mendorong Taiwan dalam jurang bencana," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin pada Briefing Harian, dikutip dari Associated Press, Jumat (13/08/2022).

"Keinginan mereka untuk merdeka tidak akan pernah berhasil, dan setiap upaya untuk menjual kepentingan nasional akan menemui kegagalan total," imbuhnya.

Hal ini dilakukan China untuk mengintimidasi Taiwan yang tidak kunjung bisa diajak kerjasama. Keberanian Taiwan melawan tekanan China ini adalah imbas dari dukungan pihak Amerika dibelakang mereka.

Manuver agresif Amerika ikut campur dalam permasalahan China-Taiwan berpotensi mengundang dua blok dunia untuk saling mendukung. Meski hanya perkiraan semata, hal ini masih sangat bisa terjadi, mengingat seperti yang diketahui bahwa China merupakan sahabat dari Rusia yang merupakan pimpinan blok timur, sedangkan Taiwan didekengi oleh Amerika Serikat yang notabene pemimpin blok barat. 

Jelas hal ini akan menimbulkan pecahnya kembali perang ideologi, atau bahkan militer dua negara adikuasa ini.

Presiden China, Xi Jinping sendiri sudah berjanji didepan publik bahwa ia akan berusaha untuk menyatukan kembali Taiwan dibawah pimpinan langsung Beijing, dan ia tidak akan pernah mengakui kemerdekaan Taiwan. Kemungkinan invasi China terhadap Taiwan menjadi semakin terbuka.

Perang China Taiwan tentu akan berimbas juga terhadap hubungan diplomatik dengan negara-negara di Asia Tenggara, dimana seperti yang kita ketahui bahwa kedua negara menjadi salah satu negara dengan jumlah imigran asal Asia Tenggara terbanyak di dunia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline