Lihat ke Halaman Asli

Usaha Elon Musk Memperbaiki Sistem Privasi dan Keamanan Twitter

Diperbarui: 2 Mei 2022   17:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Elon Musk dan twitter (sumber: nusadaily.com)

Seminggu yang lalu jagat dunia dihebohkan dengan sosok billioner asal Pretoria, Afrika Selatan bernama Elon Musk. Pemilik Tesla dan SpaceX ini baru saja membeli twitter dengan harga fantastis 634 trilliun, Selasa (26/04/22) kemarin.

Pembelihan twitter otomatis membuat salah satu plafrom media sosial tersebut kini menjadi perusahaan privat, bukan lagi perusahaan yang berada di bawah bursa saham Amerika Serikat.

Perubahan status twitter menjadi perusahaan privat membuat Elon Musk memiliki kewenangan penuh terhadap apa yang akan terjadi pada twitter kedepannya, salah satu mengenai sistem keamanan twitter.

Pada Kamis (28/04/22) yang lalu, Elon Musk mengatakan lewat cuitannya mengenai proteksi pada pesan langsung atau direct message. Dimana twitter harusnya memiliki sistem end to end encryption, atau privasi dimana hanya sang pengirim dan penerima pesan yang tau mengenai isi pesan tersebut.

Sistem ini sebetulnya sudah diadopsi oleh instagram dan whattapps, dengen begitu para pengguna twitter bisa sedikit lega mengenai privasi dan keamanan dari para peretas.

Selain mengenai privasi pesan langsung, Elon Musk pun berusaha memberikan proteksi lebih pada link-link ilegal, atau pissing. Bukan tanpa alasan, tidak hanya di twitter, masalah ini pun masih kerap ditemui di whatsapp dan telegram. Dimana bila pengguna masuk link tersebut, maka otomatis akunnya akan teretas, dengan tanda tidak bisa login kembali setelah log out.

Elon Musk sendiri merasakan hal ini, ia pun sempat terkena pissing link di twitter yang membuat ia tertipu dan rugi materi. Ia menilai sejauh ini twitter menjadi platfrom paling sering akan kasus link-link peretas, sebab bisa dikatakan twitter memiliki akses yang terlalu bebas.

Niat baik Elon Musk tersebut nyatanya tidak disepakati beberapa pihak, mereka  menilai pengguna aktifnya tidak sebanyak instagram dan whattsapp dan kecenderungan twitter yang bersifat semi-publik.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline