Lihat ke Halaman Asli

Amerika dan NATO Tutup Mata, Standar Ganda Dimainkan dalam Konflik Rusia-Ukraina

Diperbarui: 27 Maret 2022   10:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tampak bendera Amerika Serikat berdampingan dengan bendera NATO (sumber: www.pikiran-rakyat.com)

Konflik Rusia dan Ukraina sampai saat ini masih terus berkecambuk. Ribuan warga sipil dan tentara menjadi korban perang dua negara ini. Terhitung sudah satu bulan lebih Rusia melakukan operasi militer pada Ukraina.

Serangan Rusia kepada Ukraina membuat konstelasi dunia menegang, khususnya Amerika dan Rusia sebagai dua negara adidaya dunia. Baik Putin maupun Biden saling mencari dukungan atas suatu yang terjadi sekarang. Akibatnya hubungan Kremlin dan negara-negara barat mengalami sedikit keretakan.

Amerika dan NATO bereaksi keras terhadap konflik ini. Pihak Rusia sendiri mengeklaim bahwa Amerika dan NATO terlalu menghakimi negaranya dengan menjatuhkan berbagai sanksi di segala bidang kehidupan.

Presiden Ukraina, Vlodymyr Zelensky terus berusaha meminta bantuan Amerika, NATO, serta Uni Eropa dalam usaha melawan Rusia.

Presiden Rusia, Vladimir Putin merasa Amerika dan NATO berusaha menggulingkan negara nya pelan-pelan dengan mencari dukungan dunia untuk ikut memberi sanksi.

Nyata nya tidak semua negara di dunia setuju dengan gagasan Joe Biden dan NATO, khususnya negara-negara di Asia, termasuk Indonesia, bahkan Irlandia yang termasuk negara Eropa pun mengecam Amerika dan NATO yang seakan memainkan standar ganda dalam konflik Rusia dengan Ukraina.

Standar ganda disini maksudnya yaitu pihak Amerika dan NATO tampak berpihak pada golongan tertentu dalam membela kedamaian, padahal tujuan awal pembentukan NATO yaitu menjaga kedamaian negara anggota nya, yang artinya NATO tidak akan ikut campur masalah negara lain.

Seakan menelan ludah sendiri, NATO malah memberikan bantuan senjata pada Ukraina untuk membalas serangan Rusia yang malah membuat kondisi semakin menegang, bukan memberi solusi perundingan, malah peperangan.

Amerika dan NATO seakan tutup mata akan hal ini, mereka tidak mengingat invasi 2003 pada Afganistan yang membuat Timur Tengah kacau sampai saat ini.

Tidak hanya Afganistan, Irak pun jadi korban invasi tidak beralasan Amerika dan sekutunya, lebih dari 100 ribu warga menjadi korban perang ini, dengan dalih bahwa Saddam Hussein memiliki senjata mematikan, mereka memborbardir Irak tanpa belas kemanusiaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline