Lihat ke Halaman Asli

Antonsen Siap Jadi Momok Anthony Ginting di Olimpiade Tokyo 2020

Diperbarui: 30 Juli 2021   21:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tampak Ginting dan Antonsen saling berpelukan setelah pertandingan Indonesia Master 2020 di Senayan Jakarta (sumber ilustrasi: jawapos.com)

Olimpiade Tokyo 2020 sudah mencapai setengah  perjalanan. Berbagai medali telah diraih oleh para atlet dari berbagai cabang olahraga. Indonesia sendiri saat ini telah mengoleksi 1 perak dan 2 perunggu.

Semua medali diraih dari cabor angkat besi, berikut adalah nama-nama atlet yang menyumbang medali bagi Indonesia,
1. Eko Yuli Irawan pada angkat besi (61 kg)
2. Windy Cantika Aisah pada angkat besi putri (49 kg)
3. Rahmat Erwin Abdullah pada angkat besi (70 kg).

Tentu hal ini menjadi kebanggaan Indonesia, disisi lain, Indonesia sendiri masih dapat menambah pundi-pundi medali, yaitu pada cabang bulu tangkis. Indonesia masih punya Anthony Sinisuka Ginting (tunggal putra), Polii-Apriyani Rahayu (ganda putri).

Disisi lain, ganda putra Indonesia, Ahsan-Setiawan baru saja takluk oleh pasangan Wang-Lee asal China Taipeh, Jumat (30/07/21).

TUNGGAL PUTRA
Indonesia masih memiliki Anthony Sinisuka Ginting pada bulu tangkis tunggal putra, tentu masyarakat Indonesia sangat berharap pada sosok Ginting ini, ia sendiri sekarang menduduki peringkat 5 tunggal putra dunia.

Namun perlu diketahui, lawan Anthony Ginting besok Sabtu (31/07/21) pada semifinal adalah Anders Antonsen dari Denmark, ia saat ini menduduki peringkat 3 tunggal putra dunia, unggul dua tingkat diatas Ginting. Pertandingan melawan Antonsen akan menjadi ujian terberat Ginting untuk melangkah menapaki partai final.

Sebelumnya, Ginting dan Antonsen sendiri sudah bertemu sebanyak 3 kali pada turnamen BWF resmi. Menariknya, Anthony Ginting sukses menyapu semua pertandingan dengan kemenangan. Pertemuan pertama terjadi pada ajang Malaysia Master 2018, setahun berselang mereka kembali bertemu di China Open 2019, dan yang terakhir pada Indonesia Master 2020.

Ketiga pertandingan tersebut tidaklah mudah untuk dilalui Ginting. Antonsen bagaikan rival kedua bagi Ginting setelah Kento Momota. Pada Olimpiade Tokyo 2020 ini, Antonsen tentu tidak ingin mengulang kesalahan keempat kalinya melawan Ginting, apalagi dia sekarang menduduki peringkat 3 dunia. Tentu akan ada banyak perubahan yang terjadi pada permainan Antonsen. Ia merupakan atlet yang memiliki smash yang sangat berbahaya. 

Antonsen sendiri telah melalui 268 pertandingan dalam karir profesionalnya. Torehan 204 kali menang dan 64 kali kalah menujukan bahwa Antonsen merupakan ancaman nyata bagi musuhnya. Hal ini diperkuat dengan usia Antonsen yang masih sangat muda, yaitu 24 tahun. Ia tentu akan menjadi momok dan batu sandungan bagi Ginting bila tidak waspada.

Anthony Ginting sendiri mengaku tidak pernah meremehkan Antonsen, ia selalu menganggap Antonsen adalah pemain yang sangat berbakat dan berbahaya. "Ada jeda 1 hari akan saya gunakan untuk recovery sambil mempelajari permainan Antonsen. Saya memang unggul head to head 3-0, tapi saya harus tetap waspada dengan permainan dia. Apalagi kita telah lama tidak bertemu, pasti akan ada perubahan," kata Ginting dilansir dari laman resmi PBSI.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline