Lihat ke Halaman Asli

Andri Pratama Saputra

Seorang yang ingin selalu belajar dan saling berbagi pengetahuan

Konsumen Hijau

Diperbarui: 3 Desember 2022   06:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: www.hijauku.com

Ekonomi hijau bertujuan agar kegiatan tidak mengorbankan keberlangsungan hidup kedepannya yang ekonominya renda karbon, inklusif, dan efisien. Djajadiningrat (2014) mengemukakan terdapat istilah konsumen hijau daalam ekonomi hijau yang merupakan sebuah gerakan dengan tujuan melestarikan lingkungan hidup yang mendorong perilaku menjadi ramah lingkungan. Contoh kegiatan ini adalah sebagai berikut:

  • Membeli produk dengan kemasan yang dapat didaur dan diisi ulang serta yang dapat diurai;
  • Membeli produk dari aluminimium foil dan yang dapat digunakan kembali;
  • Menggunakan produk yang tidak mengandung pemutih dan pewarna dan kemasan Styrofoam;
  • Menggunalkan pembungkus bahan barang bukan dari plastic dan lebih baik dari kain;
  • Membeli minyak wangi dengan semprotan pump untu mengurangi lapisan ozon;
  • Menggunakan saputangan daripada tisu serta membeli produk tahan lama.

Hal di atas bertentangan dengan perilaku berikut yaitu:

  • Membuang sampah sembarangan dan tidak memilah sampah organic dan anorganik;
  • Boros menggunakan plastic kresek, listrik, kertas, dan air

Syarat utama dan fakta dalam gerakan konsumen hijau yakni:

  • Terinformasi, yaitu masyarakat perlu mendapatkan wawasan lingkungan sejak bahan mentah hingga ke masyarakat serta alternatif produk lain;
  • Terorganisasi, yaitu masyarakat perlu diorganisasikan agar mudah dalam berkoordinasi;
  • Gerakan konsumen hijau menguntungkan masyarakat luas dan lingkungan itu sendiri serta mendorong ekonomi hijau;
  • Bagi industri, gerakan berdampak dalam membuka kompetisi yang sehat di antara mereka dan menjamin bahan baku karena dimasukkan dalam biaya lingkungan;
  • Perilaku konsumen hijau dengan membawa tas belanja sendiri, pembersih alami, mengindari tisu, mengurangi sampah pribasi, membawa wadah makanan, serta tidak menyalakan AC berlebihan.

Lebih lanjut, untuk menjadikan gerakan konsumen hijau lebih terarah dapat menggunakan arah baru yang inovatif, terarah, dan inklusif. Budaya lingkungan dan pendidikan menjadi motor utama dalam memahami pentingnya menjaga lingkungan dan menjadikonsumen hijau agar terciptanya ekonomi hijau yang berkelanjutan.

Daftar Pustaka

 Djajadiningrat, Surna Tjahja., Hendriani, Yeni., dan Melia Famiola. 2014. Green Economy Revisi.      Bandung: Rekayasa Sains.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline