Ketika kita mendengar governance, maka yang kita ketahui adalah bagaimana interaksi antar tiga aktor triangle (pemerintah, swasta, dan masyarakat). Salah satu wujud governance adalah collaborative governance. Emerson, Nabatchi dan Balogh (2011) mengemukakan bahwa collaborative governance merupakan proses dan struktur pengambilan keputusan kebijakan publik dan manajemen yang berhubungan dengan orang yang melintasi agensi publik, level pemerintah, dan atau publik, privat, dan bekerja untuk suatu tujuan publik.
Lebih lanjut, collaborative governance adalah sebuah pengaturan tata kelola pemerintahan dimana satu atau lebih agensi publik secara langsung berhubungan dengan non-state stakeholders dalam sebuah proses pengambilan keputusan yang kolektif yang itu berbentuk formal, berorientasi terhadap konsensus, dan deliberatif dalam membuat dan mengimplementasikan kebijakan publik atau mengatur program publik.
Ukuran Collaborative Governance
Dalam sebuah pengukuran mengenai collaborative governance, Emerson, Nabatchi, dan Balogh (2011) mengembangkan indikator collaborative governance yang di dalamnya menunjukkan bagaimana terbentuk collaborative governance untuk terciptanya kolaborasi yang berkelanjutan dan ada lima indikator yang digunakan untuk menganalisis bagaimana collaborative governance dikembangkan, yaitu :
a. General System Konteks
Collaborative governance diinisiasi oleh antar aktor dengan konteks yang berbeda. General system konteks ini akan mempengaruhi dampak dari aksi kolaborasi antar aktor. Konteks sistem memiliki tujuh indikator yaitu :
- Resources conditions;
- Policy legal;
- Prior failure to address issues;
- Power relations;
- Network;
- Trust;
- Cultural.
b. Drivers
Dalam indikator ini akan memisahkan variabel konstektual dari esensi drivers. Indikator drivers adalah sebagai berikut :
- Leadership, berhubungan dengan kehadiran pemimpin yang menginisiasi program;
- Incentives, berhubungan dengan internal (situasi krisis, kepercayaan, atau peluang);
- Interdependence;
- Uncertainty, berhubungan dengan bagaimana aktor menganalisis sebuah ketidakpastian.
c. Principle Engagement
Melalui Principle Engagement, orang akan mengetahui perbedaan konten, relasi, dan identifikasi tujuan lintas institusi dan sektoral dalam memecahkan masalah, memecahkan konflik, atau membuat nilai. Melalui dialog langsung akan mengartikulasikan prinsip secara langsung ketika terdapat discourse antar aktor, komunikasi inklusif, keseimbangan oleh perwakilan, dan perbedaan kepentingan yang signifikan antar aktor. Terdapat empat pengukuran dalam Principle Engagement antara lain :
- Discovery, merujuk identifikasi keterbukaan individu, dan berbagi kepentingan, fokus, dan nilai.
- Definition, merujuk usaha dalam membentuk saling pengertian antar aktor dalam mengemukakan tujuan program, masalah dan peluang, tugas masing-masing antar anggota, serta bagaimana cara untuk memperoleh akses informasi.
- Deliberation, merujuk bagaimana governance mengadvokasi kepentingan antar aktor.
- Determination, merujuk terhadap bagaimana kejelasan dalam proses pengambilan keputusan dimengerti oleh antar aktor.
d. Shared Motivation