Ibu pertiwi kembali berduka dengan adanya berita jatuhnya pesawat di tanah air. Iya, lagi dan lagi pesawat kembali terjatuh. Kali ini menimpa maskapai Sriwijaya Air SJ-182 tujuan Jakarta-Pontianak pada Sabtu 13.30. Menurut saksi warga sekitar, suara terjatuh di Kepulauan Seribu, mereka mengabaikan suara tersebut dan mengira suara tersebut adalah suara petir karena ketika itu cuaca sedang buruk.
Tim Sar dikerahkan untuk mencari jejak pesawat nahas tersebut dan telah menemukan puing-puing badan terbaru dan 6 jenazah sehingga menjadi 10 jenazah, Update terakhir Black Box sudah diketahui keberadaannya yaitu sekitar bawah laut Kepulauan Seribu. Pencarian dengan menggunakan KRI Rigel dan akan dilanjutkan pencariannya besok hari karena cuaca dan keadaan di malam hari.
Transkip percakapan antara petugas pemantau radiasi dan bandara dengan pilot yang sudah dibuat tentunya akan sangat dilengkapi ketika kotak blackbox tersebut telah ditemukan. Ini menjadi saksi bisu dan menjawab seluruh desas-desus penyebab kejadian pesawat tersebut hilang kontak dan terjatuh, desas-desus pesawat jatuh atau hilang secara umum meliputi:
1.Pesawat yang kurang memadai
Pesawat ini yang belum dilabeli next generation atau masih generasi klasik dan dibuat tahun 1994, hal ini banyak yang menduga menjadi penyebab. Mantan Pilot dalam reporter Kompas Pak Jenshon mengatakan sebenarnya meskipun pesawat tersebut belum next generation, namun pesawat tersebut telah 500, sudah memadai, dan layak terbang.
2.Human error
Selain faktor pesawat, paling krusial ialah human error, kesalahan sumber daya manusia bisa juga misalkan kesalahan timing atau mengambil keputusan tak jarang menyebabkan pesawat terjatuh.
3.Cuaca
Faktor cuaca sangat mempengaruhi seperti jadwal penerbangan dan dapat mengubah pilot untuk membelokkan pesawatnya. Banyak dugaan pilot mengalihkan 0,75 derajat disebabkan karena adanya awan cumolonimbus yang dapat menyebabkan mati mesin pesawat.
4.Faktor lain-lain