Lihat ke Halaman Asli

4 langkah Mempersiapkan Si Pemimpin Kecil

Diperbarui: 24 Juni 2015   05:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

"Pemuda hari ini adalah pemimpin di masa depan”

Terkisah seorang anak yang agak tuli dengan kemampuan inteligensia di bawah rata-rata, pulang ke rumah dengan tertunduk lesu dan membawa secarik surat yang kemudian ditunjukkan kepada ibunya. Surat yang berasal dari guru sang anak tersebut berbunyi “Tommy, anak ibu sangat bodoh, kami meminta Anda untuk mengeluarkannya dari sekolah”.

Membaca surat tersebut, perih hati sang ibu. Namun ia bertekad akan mendidik anaknya dengan caranya sendiri. Ia akan mematahkan semua persepsi orang tentang Tommy.

Kini, kerja keras sang ibu telah berhasil membuat kita menikmati indahnya malam hari dengan sinar lampu. Anak bodoh itulah yang kemudian menjadi salah satu pionir keberadaan perusahaan General Electric yang menggurita hingga saat ini. Wanita tersebut adalah Nancy Matthews Edison, ibu dari penemu lampu pijar Thomas Alfa Edison.

Begitulah peran seorang ibu. Ketika semua memicingkan mata, ibulah yang selalu mengulurkan tangan memberikan semangat. Ketika dunia bermuram durja, ibu yang mengangkat kita hingga ke atas nirwana.

Rumah adalah sekolah pertama untuk seorang anak dengan sosok ibu sebagai pendidik utama. Berbicara masalah hubungan ibu dan anak berarti mendikusikan bagaimana melahirkan seorang pemimpin masa depan. Ibu, tidak dapat dipungkiri adalah garda terdepan dalam menyiapkan bekal kepemimpinan dari setiap individu yang lahir. Dalam ulasan sejarah, kita selalu disajikan oleh peran seorang ibu di balik kehebatan pemimpin-pemimpin tangguh

Ability can take you to the top. But it takes character to keep you there (Zig ziglar)

Pemimpin sendiri adalah hasil integrasi antara potensi dan karakter kepemimpinan. Setiap individu mempunyai potensi untuk memimpin tapi tidak banyak yang memiliki karakter. Seperti apa yang tersebut oleh John Locke dengan teori tabularasanya bahwa anak diibaratkan kertas putih tak berwarna, kitalah (orang tua) yang memberi goresan dan lukisan sehingga tergambar sesuatu seperti yang kita harapkan. Potensi tersebut akan dorman jika tidak ditopang oleh peran orang tua yang membentuk karakter kepemimpinan seorang anak.

The only thing in the world not for sale is Character (Antonin Scalia)

Lalu untuk membentuk pemimpin dengan karakter dan potensi kepemimpinan yang hebat, siapakah yang paling berperan? Tugas mulia kedua orang tua sebagai pewaris, penjaga dan pemelihara nilai-nilai yang diturunkan kepada seorang anak. Tetapi Ibu tetap dan selalu menjadi orang terdekat yang mendapatkan porsi paling besar dan bertanggung jawab dalam pembentukan karakter para pemimpin bangsa.

Seperti apa peran seorang ibu guna menyiapkan pemimpin-pemimpin hebat? Mari simak empat langkah berikut

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline