Penyakit virus corona atau COVID‑19 merupakan permasalahan darurat kesehatan yang terjadi pada masyarakat global dan telah mendapatkan perhatian oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada akhir Januari 2020. Pandemi COVID-19 menjadi tantangan pada sistem perawatan kesehatan di seluruh dunia, termasuk di bidang kedokteran gigi.
Penyebaran melalui droplet, fomite, transmisi kontak, dan interaksi tatap muka dokter gigi secara langsung dengan pasien dapat menyebabkan risiko penularan. Perawatan gigi berkaitan dengan pemeriksaan diagnostik lengkap, dan intervensi terapeutik pada daerah naso-oro-faring, oleh karena itu dokter gigi paling rentan terinfeksi virus corona.
Selama pandemi sebagian besar prosedur gigi rutin di seluruh dunia telah ditangguhkan, dan hanya prosedur perawatan gigi darurat yang dilakukan. Teledentistry menawarkan keuntungan utama dalam perawatan gigi pasien tanpa melibatkan risiko yang lebih besar. Teledentistry adalah kombinasi dari telekomunikasi dan kedokteran gigi, yang melibatkan pertukaran informasi klinis dan gambar jarak jauh untuk konsultasi gigi dan perencanaan perawatan.
WHO menyatakan bahwa virus ini mungkin hanya menjadi virus endemik lain di komunitas kita dan mungkin tidak akan pernah hilang. Melihat kondisi naik-turunnya kasus COVID-19 saat ini tetap perlu di waspadai. Jika spekulasi ini benar dan COVID-19 memang mewabah, praktik kedokteran gigi perlu menata ulang dan berinovasi untuk melanjutkan perawatan gigi dengan risiko infeksi silang yang minimal. Teledentistry dapat menjadi solusi yang inovatif dalam praktik kedokteran gigi di masa pandemi saat ini, maupun nantinya.
Implikasi sosial dan ekonomi mempunyai pengaruh yang sangat besar pada kondisi pandemi saat ini. Pasien terkadang lebih suka menggunakan obat warung untuk menangani gejala giginya daripada berkonsultasi langsung dengan dokter gigi. Perilaku seperti ini sebenarnya dapat memperburuk kondisi gigi atau jaringan sekitar mulut, karena pemberian obat yang tidak tepat.
Pentingnya menyikat gigi secara teratur dan perawatan pencegahan lainnya juga dapat ditegaskan kembali kepada pasien. Konsultasi yang tepat dengan dokter gigi dapat mengurangi jumlah kunjungan darurat, yang menjadi penting dalam mengurangi beban ekstra pada sistem perawatan kesehatan saat ini.
Pada masa pandemi, pertanyaan pada skrining dan triase seperti gejala, riwayat perjalanan, atau kontak dengan pasien COVID‑19 dapat diketahui dan dinilai melalui teledentistry. Teledentistry dapat mendukung dan melengkapi perawatan kesehatan yang ada di fasilitas kesehatan tingkat pertama, rumah sakit ataupun fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan untuk memberikan perawatan darurat kepada pasien yang telah melaporkan kondisi permasalahan giginya serta dapat memfasilitasi konsultasi yang lebih mudah pada pasien.
Lebih penting lagi, dalam masa Perberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), teledentistry dapat memberikan konsultasi kepada pasien yang tinggal di daerah yang sulit di mana akses rutin ke perawatan gigi agak sulit dicapai karena terkendala kondisi geografis dan jarak. Memastikan sifat kedaruratan gigi adalah sangat penting bagi dokter gigi, perawatannya dapat dijadwalkan untuk pertemuan langsung di fasilitas yang dilengkapi dengan alat pelindung diri dan layanan perawatan rawat jalan yang tepat.
Telekonsultasi, telediagnosis dan telemonitoring dapat disampaikan secara real-time. Penting untuk memilih teknologi yang tepat untuk teledentistry yang dapat digunakan oleh pasien dan juga bantuan orang lain seperi keluarga atau petugas medis terdekat yang dapat membantunya dalam proses ini. Catatan pasien harus disimpan dengan aman secara rahasia. Informasi tambahan seperti sarana teknologi yang digunakan; konfirmasi identitas dan lokasi pasien serta persetujuan tertulis ataupun lisan.
Telekonsultasi