Lihat ke Halaman Asli

A Kurniawan

Pemerhati Seni dan Soal Sosial

Kisah Ajaib, Bahasa Burung

Diperbarui: 13 Februari 2020   22:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

cybex.ipb.ac.id

Ufuk Timur mulai memutih berseri. Sinar mentari memberkas di lorong kabut embun yang turun menyelimuti bumi. Menerangi hamparan sawah, menyambut pagi.

Sekawanan burung Emprit, bergelayut di sepanjang tangkai padi. Mengucap salam, sembari menikmati bulir-bulir padi. Bercerita, tentang suatu kisah keajaiban Illahi...

:::.

Lebih dari 500 tahun, berlalu..

Nuansa alam di lembah pegunungan Turki, masih saja tetap asri dan menyejukkan hati. Pepohonan rindang tampak kehijauan, menghiasi bukit-bukit kebun milik petani.

Suara 'siulan burung' melengking, saling bersahutan. Tertiup angin, hingga kejauhan. Menyapa setiap petani desa, yang tengah merawat tanaman.

Suara siulan burung? Ya.

Itulah, bahasa isyarat para petani penduduk desa Kuskoy, di sebelah Utara pegunungan Pontic, Turki. Meniru bahasa burung untuk berkomunikasi, yang hingga kini, masih ada.

:::.

Ribuan tahun yang lalu..

"...Mengapa aku tidak melihat Hud-Hud, apakah ia termasuk yang tidak hadir? Pasti akan aku hukum dia, dengan hukuman yang berat. Atau, kusembelih dia, kecuali jika dia datang kepadaku dengan alasan yang jelas."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline