Lihat ke Halaman Asli

Andreyani Puspita

HI, EVERYONE!!

Memahami Pentingnya Menumbuhkan Self-Esteem dan Self Disclosure dalam Komunikasi Antar Pribadi

Diperbarui: 26 April 2021   12:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Self esteem itu sendiri ialah berbicara tentang kepercayaan diri yang dimiliki oleh seseorang, dan self disclosure berbica tentang keterbukaan diri seseorang. Kedua hal tersebut sangat penting untuk membangun sebuah hubungan dalam komunikasi antar pribadi. Komunikasi antar pribadi itu sendiri dapat terjadi diantara 2 orang atau sebuah grup kecil seperti keluarga. Komunikasi antar pribadi ini memiliki ketergantungan dan kedekatan relasi yang sangat intim antara satu dengan yang lainnya. Pembahasannya bukan lagi mengenai hal-hal umum akan tetapi sudah membahas hal-hal yang khusus dan sangat intim. Oleh karena itu, dalam membangun hubungan antar pribadi membutuhkan kepercayaan dan keterbukaan satu sama lain karena tanpa sebuah rasa kepercayaan dan keterbukaan satu sama lain, maka hubungan tersebut tidak akan berjalan dengan mulus. Kepercayaan merupakan hal yang sangat penting, karena semua hal dalam menjalin sebuah hubungan atau relasi harus dilandasi dengan rasa percaya, jika salah satu diantara mereka tidak memiliki rasa percaya terhadap pasangannya maka keterbukaan diri pun akan sulit. Kepercayaan seseorang sangat berperan penting terhadap keterbukaan seseorang, karena seseorang akan dapat menceritakan sesuatu atau mulai terbuka terhadap orang lain jika ia mempercayai orang tersebut, akan tetapi untuk mendapatkan kepercayaan seseorang tidaklah mudah, akan banyak sekali hambatan. Hambatan yang mendasari mengapa seseorang dapat kehilangan rasa percaya kepada pasangan, yaitu sebagai berikut: 1.Pernah dikecewakan, hal ini menjadi salah satu faktor mengapa seseorang dapat kehilangan kepercayaan terhadap dirinya sendiri ataupun orang lain. Ketika kita merasa kecewa akan suatu hal yang disebabkan oleh pasangan atau significant others kita maka kita akan merasa bahwa sulit sekali untuk kembali percaya kepada orang tersebut. 2.Pernah dikhianati. Pengkhianatan merupakan suatu hal yang tidak dapat ditoleransi dalam hubungan antar pribadi karena hal ini sangat merusak kepercayaan seseorang. Ada satu quotes yang saya ingat tentang sebuah pengkhianatan yaitu, "Agar ada pengkhianatan, harus ada kepercayaan terlebih dahulu." - Suzanne Collins 3.Tidak dihargai. Kepercayaan diri diukur berdasarkan seberapa penting dan bernilainya kita menghargai diri sendiri dan orang lain. Sebelum mempercayai seseorang maka kita harus mempercayai diri kita sendiri agar mampu memahami dan mempercayai orang lain. Atau yang biasa kita kenal dengan self love terlebih dahulu baru boleh share love to others. Jika kita mendapatkan perlakuan yang baik maka kita akan merasa dihargai akan tetapi sebaliknya, jika kita tidak dihargai dan diperlakukan buruk maka, sangat sulit untuk mempercayai orang tersebut. 4.Egois. Terkadang kita hanya ingin dituruti atas semua keinginan kita tanpa pernah tau apa keinginan orang tersebut, sehingga untuk sekadar mempercayainya akan sulit karena kita telah lebih dahulu merasa tidak diperdulikan. Keempat hal tersebut dapat menjadi hambatan seseorang untuk mempercayai orang lain selaku significant others. Selain itu, keterbukaan diri tidak kalah penting dengan kepercayaan. Seperti yang telah saya jelaskan tadi bahwa, keterbukaan diri dapat muncul jika kita memiliki rasa percaya atau kepercayaan diri kepada orang lain. Lalu muncul sebuah pertanyaan "Kapan seseorang mulai terbuka?" jawabannya adalah ketika orang tersebut mulai memberikan informasi atau sekadar untuk bercerita mengenai hal-hal yang pada awalnya menjadi rahasia atau disembunyikan kepada dunia. Keterbukaan diri ini juga di dasari oleh keberanian seseorang untuk mau terbuka dengan orang lain, selaku significant other akan penyampaian sebuah pesan atau informasi mengenai hal-hal yang bersifat pribadi atau rahasia. Contohnya berdasarkan pengalaman pribadi saya sendiri yaitu, saya orang yang sangat sulit untuk terbuka dengan keluarga, mengapa demikian? Karena saya merasa semua yang saya rasakan tidak perlu diketahui oleh keluarga saya. Banyak orang yang hanya terbuka kepada beberapa orang saja, bahkan lebih mempercayai seorang sahabat daripada keluarganya. Hal ini bisa saja terjadi karena kurangnya rasa percaya kepada keluarga akan apa yang dirasakan oleh anak. Untuk membangun keterbukaan satu sama lain maka dibutuhkan hal-hal sebagai berikut: 1.Kepercayaan. Hal ini merupakan hal yang harus dimiliki karena, tanpa sebuah kepercayaan maka akan sulit untuk melakukan komunikasi dengan orang lain. Seseorang hanya akan menceritakan tentang apa yang ia rasakan dan pikirkan kepada orang yang benar-benar dapat untuk dipercaya. 2.Ketergantungan. Dalam hal ini, seseorang akan sering bertemu karena adanya kedekatan relasi yang begitu dalam. Ketika bertemu, maka mereka akan saling menceritakan hal-hal yang bersifat pribadi dan rahasia. 3.Saling memahami. Jika kita dapat memahami satu sama lain maka, kita akan dapat dengan mudah bertukar pikiran tanpa memaksa pendapat atau pemikiran kita agar diterima. Kita pun harus melihat suatu masalah berdasarkan perspektif orang lain. Jika kita mulai terbuka dengan orang lain maka kita dapat dengan mudah untuk mengekspresikan diri kita. Oleh karena itu, dalam membangun dan meningkatkan hubungan yang baik dalam komunikasi antar pribadi dengan significant others kita maka dibutuhkannya rasa kepercayan dan keterbukaan diri. Adapun tips untuk membangun kepercayaan dan keterbukaan diri sebagai berikut: 1.Belajar memahami apa yang orang lain rasakan. "We cannot not communicate", dalam prinsip pertama komunikasi antar pribadi mengatakan bahwa seseorang tidak bisa untuk tidak melakukan komunikasi dengan orang lain, bahkan ketika seseorang sedang terdiam sekalipun ia sedang mengekspresikan apa yang ia rasakan meskipun tidak melalui komunikasi verbal akan tetapi menggunakan komunikasi non verbal yaitu gesture dan ekspresi wajah. Selama ada orang lain yang menafsirkan sikap "diam" tersebut maka komunikasi sedang berlangsung. 2.Tidak memberikan stigma atau pandangan negative tentang suatu hal. Dalam prinsip komunikasi antar pribadi terdapat "Interpersonal Communication is Irreversible". Hal ini menyatakan bahwa komunikasi atau apa yang kita komunikasikan tidak dapat diubah dan dihapus dari memori atau ingatan orang lain. Oleh karena itu, kita tidak boleh memberikan stigma atau bahkan perkataan yang negative kepada orang lain, hal ini menyebabkan seseorang tidak akan terbuka lagi dengan kita. Misalnya saat seseorang baru atau ingin mengutarakan sesuatu hal yang bersifat rahasia yang ada dalam dirinya tetapi kita malah memberikan komentar negative, maka ia pun enggan untuk bercerita Kembali kepada kita hal ini juga membuat hilangnya kepercayaan diri seseorang. 3.Memberikan perasaan aman dan nyaman. Seseorang harus memberikan perasaan aman dengan orang lain, terutama ketika sedang menceritakan sebuah rahasia kepada orang lain agar rahasia tersebut tidak diketahui oleh orang lain. Ketika kita nyaman dengan seseorang maka kita akan dengan mudah untuk menceritakan berbagai hal kepada orang tersebut, yang terpenting adalah orang tersebut dapat menjaga kepercayaan kita. 4.Meningkatkan komunikasi untuk membangun hubungan agar lebih intim. Dalam prinsip komunikasi antar pribadi "Interpersonal Communication Develop and Dustaining Relationship" adanya komunikasi antar pribadi ini dapat membantu kita untuk terbuka dengan masalah apa yang sedang dialami, bagaimana kita saling bertukar pikiran untuk menyelesaikan masalah tersebut. Kita juga harus mengkomunikasikan apa yang kita sukai dan apa yang tidak kita sukai, karena orang lain bukanlah cenayang yang bisa menebak-nebak apa isi pikiran dan hati kita. Oleh karena itu, pentingnya komunikasi untuk hubungan dapat terus bertumbuh. 5.Konsisten menjalin relasi. Jika seseorang terus berkomunikasi satu sama lain maka relasi pun akan berubah seiring berjalannya waktu. Relasi tersebut akan semakin dekat. Dengan adanya saling ketergantungan dan kedekatan relasi maka, seseorang akan lebih terbuka untuk menceritakan hal-hal yang bersifat pribadi kepada partnernya tersebut. 

Referensi: 

1. Wood, Julia T. 2010. Interpersonal communication: everyday encounters. Wadsworth. 

2. Devito, J. (2015). Human Communication: The Basic Course, 13th ed. USA: Pearson.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline