Lihat ke Halaman Asli

Perkenalan

Diperbarui: 24 Juni 2015   07:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Juni 2004

Tidak sulit bagi timy untuk berbaur dengan teman – teman barunya... dia orang yang sangat mudah bergaul, lebih dewasa dan pintar mencari topic dan menghargai orang, sehingga banyak yang menyukainya sebagai teman yang asyik.. terbilang orang yang cepat popular dibandingkan yanglain...

Sudah hampir sebulan ia disana, Organisasi yang ia masuki adalah organisasi keagamaan, untuk organisasi lain ia juga masuk dalam team futsal dan volley ( volley dia tidak bisa padahal ).

Organisasi keagamaan sangat sedikit mahasiswanya, apalagi ia seorang katolik, hanya sekitar 10 orang, tapi organisasi tersebut sangat banyak melahirkan mahasiswa pintar di kampusnya. Tepat disebelahnya ada organisasi agama Kristen, sangat riuh dan ramai... terkesan lebih menyenangkan.

Pelajaran dan kegiatan organisasi sangat menyenangkan, dalam pelajaran timy membuktikan ia bisa menshare ilmunya ke orang – orang sekitar, namun hasil yang ia dapat biasa saja, jauh dari ukuran anak yang bisa dibilang pintar. Namun anak2 yang lain sangat mengaguminya karena ia dapat membuat yang lain jadi lebih pintar.

Januari 2005

Semester kedua, tak terasasudah dilewatinya. Hebatnya dia sudah berhasil menjadi seorang wakil ketua organisasinya dan menjadi ketua panitia acara Natal... pencapaian yang hebat dan namanya semakin dikenal luas oleh orang – orang sekitarnya.

Waktu itu seperti biasa, diskusi – diskusi kecil berlangsung antarmahasiswa yang jumlahnya setiap hari semakin banyak. Diskusi yang berlangsung mengenai pelajaran sehari hari terasa sangat menyenangkan. Kelompok yang timmy naungi tersebut sangat bersemangat untuk saling berbagi ilmu mengenai pelajaran – pelajaran kuliah masing – masing.

Timy mampu menjadi pribadi yang bisa mengangkat motivasi setiap pribadi didalam kelompok belajarnya. Ia pun tidak pernah menjadi leader dalam kelompoknya, kecuali asumsi itu muncul dari para teman – temannya.

Seperti biasa diskusi yang terjadi di latar depan ruang kelas selalu menarik bagi mereka yang hadir dan juga yang ingin bergabung. Ada sekelompok anak yang kemudian datang, Tidak ada yang mengenal mereka di kelompok timy. Mereka seangkatan dengan timmy, hanya saja mereka tidak suka membaur dengan orang lain pada awalnya. Tetapi saat itu, mereka tertarik dan tiba – tiba bergabung mengikuti dan menshare pelajaran.

Salah satu dari mereka, kemudian diingat oleh Timmy.. “oh, iya ini anakcewek yang pernah gue liat waktu pendaftaran nich.. “, piker timmy. Ya , salah satu dari gadis yang tipenya ceria ada di situ.. namanya Ela. Ela dikenal pintar di kampus, manis, ceria, namun pemilih dalam berteman. Hari itu jugalah yang kemudian menjadi perkenalan timmy dengan Ela.

Ela sangat menarik, sungguh ternyata timmy merasa dia adalah gadis yang paling manis dikampusnya. Kegiatan belajar menjadi sangat seru dan menyenangkan dengan kehadiran Ela, sekiranya itu menurut Timmy. Ada dua kelas dimana mereka belajar bersama, dan timmy selalu duduk dekat dengan ela.

Rasa tertarik Timy kepada ela semakin besar, tapi dia tidak merasa kalau hal ini adalah cinta, ia semata merasa kalau ini adalah kekaguman semata kepada seorang gadis yang ia rasa pintar, setidaknya itulah yang ia rasa sampai pada saat...

Kelas mikro ekonomi... entah kenapa dosen belum datang juga,, ya seperti biasa mungkin dosen absen ( hal yang dipikirkan oleh timmy ). Di kelas timmy dan yang lain berkomunikasi dan bercanda sembari menunggu kepastian dari dosen tersebut hadir atau tidak. Suasana agak panas, Ela kemudian menurunkan suhu ruangan dengan memutar Remote yang tertempel di dinding kelas...

“Duh kok perasaan makin panas, nggk dingin – dingin ya? Huft “, kata Ela. Spontan timy berdiri dan menghampiri ela yang saat itu masih mengutak atik remote tersebut. Timy langsung memutar remote yang ia piker ada satu tombol yang ela lupa tekan, sehingga ia tidak bisa menurunkan suhu ruangan tersebut.

Saat itu ela ada di depan menghadap tembok, ketika timmy membantunya menurunkan suhu ruangan di remote tersebut, Sekejab terjadi suasana yang memang makin panas menurut timy, Ela pun terlihat entah kenapa agak sedikit salah tingkah, Timy kemudian langsung berseloroh untuk menutupi rasa canggung nya, “yah... dosennya kayannya nggk dating nich, gue ke humas bawah deh, buat nanya”.

Sapa yang menyangka hal sepele, bisa membuat orang menjadi salah tingkah... hahaha... sekirannya itu yang Timy rasakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline